Dewan Desak Diadakan Lelang Jabatan untuk Kepala Dinas Pendidikan

NARDI/BERITA SAMPIT - Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kotim, SP Lumban Gaol saat diwawancarai

SAMPIT – Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) SP Lumban Gaol mengatakan sebaiknya dilakukan lelang jabatan untuk status Plt di Dinas Pendidikan setempat.

“Sebaiknya diadakan lelang jabatan bagi para calon yang mengisi jabatan tersebut, bertujuan untuk mencari yang mana betul berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat kotim,” ujar Gaol, Sabtu 25 Maret 2023.

Ia menjelaskan pelaksanaan lelang jabatan adalah melihat performa seseorang, apa yang bisa ditawarkan si calon jika menjabat Kadisdik nantinya untuk memajukan pendidikan, seperti apa programnya, kemudian disimak dan dianalisa.

“Siapa yang lebih layak memajukan pendidikan sehingga bisa diangkat menjadi definitif, karena bidang pendidikan Kotim masih perlu perhatian serius,” ucap Anggota Komisi III ini.

BACA JUGA:   Dinilai Merugikan Daerah, Dewan Desak Pemkab Cek Izin Galian C di Kecamatan Cempaga

“Banyak aduan masyarakat dibidang pendidikan dengan banyaknya gedung sekolah yang tidak layak, ditambah lagi berupa kondisi sarana prasarana seperti kursi dan meja yang tidak layak atau bahkan gedungnya yang sudah mau runtuh. Sementara anggaran ke Dinas Pendidikan sangat besar, yaitu minimal 20 persen dari di APBD,” ujarnya.

Dirinya khawatirkan anggaran besar tersebut lalu kemudian didefinisikan dalam palaksanaannya adalah bagaimana cara menghabiskan, bukan cara memperbaiki fasilitas pendidikan yang ada.

BACA JUGA:   Dishub Diminta Kaji Ulang Andalalin Pengelola Parkir SPBU Km 8 Sampit

“Kalau cara menghabiskan yang menjadi fokus, maka banyak caranya supaya anggaran ini bisa kita habiskan, tapi yang tepat bagaimana anggaran itu bisa memberikan manfaat untuk kemajuan pendidikan di Kotim, dan dirasakan masyarakat luas,” imbuhnya.

Bahkan waktu pembahasan anggaran muncul waktu itu pembelian kertas yang sampai 3000 rim, hal itu tidak masuk akal karena hanya untuk kantor dinas pendidikan bukan ke sekolah-sekolah.

“Sementara satu rim saja lama menghabiskan apalagi sampai 3000, hal ini juga tidak terlalu urgent,” pungkasnya. (Nardi)