Kebiasaan Masyarakat Memberi Membuat Gepeng dan Anjal di Sampit Sulit Diberantas

ILHAM/BERITA SAMPIT - Salah seorang bocah yang diduga dieksploitasi orang tuanya menjadi pengamen. Senin 29 Mei 2023.

SAMPIT – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kotawaringin Timur mengimbau pada seluruh masyarakat Kotim, khususnya yang berada di Kota Sampit agar tidak membiasakan memanjakan memberi uang kepada gelandangan dan pengemis (gepeng) maupun anak jalanan (anjal).

Sekeras apapun pemerintah bertindak menekan keberadaan gepeng dan anjal di Sampit, jika tidak ada partisipasi masyarakat membantu agar tidak memberi, maka keberadaan mereka akan terus ada.

Mirisnya lagi, gepeng dan anjal di Sampit sudah sangat terorganisir, karena sebagian besar meraka diduga dari sindikat pengemis kaya yang sampai saat ini masih melakukan aksinya di kota Sampit.

Kepala Dinsos Kotim Wiyono mengatakan, ada beragam cara dilakukan oleh para pengemis agar bisa mendapatkan belas kasih masyarakat, seperti berpura-pura menjadi badut, berjualan kerupuk dan juga pengamen dengan memanfaatkan anak-anak.

BACA JUGA:   Empat Orang Alami Luka Dalam Laka Lantas di Kota Besi

“Kalau masyarakat ingin membantu, saran saya yang tepat memberikan ke yayasan sosial, seperti panti asuhan ada panti sosial lainnya. Jika kita membiasakan memberikan uang pada pengemis, akan membuat mereka manja dan malas sehingga tidak ingin bekerja, padahal kondisi fisiknya masih kuat untuk bekerja,” kata Wiyono, Senin 29 Mei 2023.

Sebagai instansi yang berperan dalam pembinaan, Dinsos telah bersinergi dengan Satpol PP Kabupaten Kotim, bahkan sering kali melakukan penertiban.

Meski telah diberikan binaan bahkan dipulangkan ketempat asalnya, tetap saja mereka kembali lagi karena merasa pendapatan mengemis di Sampit menggiurkan.

BACA JUGA:   Hari Ini Kirana III Bawa Ratusan Penumpang Berangkat dari Pelabuhan Sampit menuju Surabaya

“Dari catatan kami, rata-rata pengemis di Kota Sampit ini, pendapatan mereka mencapai Rp 200 sampai Rp 300 ribu per hari, hanya dengan meminta belas asih masyarakat mereka bisa berpenghasilan sebesar itu, ini yang membuat mereka malas untuk bekerja dan terus berdatangan ke kota ini,” jelas Wiyono.

Walaupun Pemerintah Kabupaten terus berupaya melakukan pencegahan, namun peran masyarakat juga sangat penting membantu menekan keberadaan pengemis di Kota Sampit ini.

”Dengan tidak memberikan uang kepada para pengemis, sudah sangat membantu menekan keberadaan mereka,” tandasnya. (ilm).