BNPB Catat 1.037 Titik Api di Kalteng

Hardi/BERITA SAMPIT - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) Mayjen TNI Suharyanto saat menerima piagam dari Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo.

PALANGKA RAYA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) Mayjen TNI Suharyanto memimpin Apel Gelar Pasukan dan Sarana Prasarana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Kalteng tahun 2023, di Halaman Kantor Gubernur Kalteng, Jumat 16 Juni 2023.

Mayjen TNI Suharyanto menyampaikan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian yang pertama, menyikapi kondisi cuaca tahun 2023 yang berbeda dengan kondisi tiga tahun sebelumnya, BMKG sudah memberikan prediksi bahwa pada tahun 2023 akan mengalami musim kemarau yang lebih panjang dari pada tahun-tahun sebelumnya termasuk di Provinsi Kalteng.

“Meskipun kita lihat relatif masih turun hujan, tetapi yakinlah di masa akan datang, pada minggu-minggu yang akan datang, berdasarkan prediksi BMKG cuaca akan lebih banyak kemaraunya apabila dibandingkan tiga tahun terakhir seperti 2022, 2021 dan 2020,” ucapnya.

BACA JUGA:   Tim LKPD Laksanakan Paparan Analitis Guna Meyakini Keandalan Informasi

Ia menambahkan, Karhutla di Provinsi Kalteng termasuk enam provinsi prioritas yang menjadi pusat perhatian semua sebagai bangsa. Disamping, Kalteng ada Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau dan Sumatera Selatan. Siklus tiga tahunan terkait Karhutla jatuhnya di tahun 2023.

Ia mengimbau, seluruh stakeholders untuk meningkatkan kewaspadaan, dan kesiapsiagaan agar kejadian yang pernah terjadi di tahun 2015 dan 2019, tidak terjadi lagi di tahun 2023.

Selanjutnya yang kedua, di Provinsi Kalteng terbukti sampai hari ini, BNPB mencatat sudah lebih dari 1.037 titik api yang sudah muncul yang tersebar di kabupaten-kabupaten yang beberapa bulan lalu mengalami banjir seperti Kotawaringin, Katingan dan Pulang Pisau.

BACA JUGA:   Wagub Kalteng Tegaskan, Kolaborasi Jadi Penentu Keberhasilan Tambak Udang BERKAH Sukamara

“Ini tandanya perubahan cuaca sangat cepat, beberapa bulan yang lalu kita berhadapan dengan banjir, bulan-bulan depan kita berhadapan dengan kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.

Terakhir, ia mengingat bencana Karhutla bukan kali ini saja yang dihadapi, diharapkan kepada seluruh stakeholders yang mengikuti apel agar bersama-sama menyatukan pikiran, tindakan, kegiatan, untuk sama-sama bersatu padu dengan bekerja sama antara Pusat dan Daerah agar kompak dan yakin dapat mengendalikan Karhutla.

“Kita utamakan pencegahan sebelum api besar. Karena kalau api sudah besar, meskipun BNPB bantu dengan helikopter misalnya, dengan teknologi modifikasi cuaca, tapi kalau sudah terlanjur besar maka akan berat,” tegasnya. (Hardi)