SUKAMARA – Penjabat Bupati Sukamara Kaspinor mengatakan bahwa dalam upaya penanganan stunting perlu ada intervensi dari pemerintah, salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif.
Menurut Kaspinor pemberian ASI juga menjadi salah satu intervensi prioritas yang terbukti efektif dalam pencegahan stunting, saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
“Karena itu pemberian ASI kepada anak harus terus didorong agar prevalensi stunting dapat segera diturunkan,” kata Kaspinor saat membuka seminar pemberian ASI eksklusif di Aula Kantor Bupati Sukamara, Kamis 26 Oktober 2023.
Meskipun menyusui adalah proses alami tapi dalam pelaksanaannya tidak selalu mudah, Kaspinor menjelaskan jika banyak ibu mengeluh ASI-nya tidak keluar hingga memutuskan untuk berhenti memberikan ASI.
“Selain itu banyak ibu bekerja juga menghentikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan pekerjaan, seharusnya hal tersebut tidak menjadi halangan bagi ibu untuk terus menyusui,” terang Kaspinor.
“Justru yang diperlukan oleh ibu adalah dukungan terutama suami keluarga dan lingkungan tempatnya bekerja agar tetap bisa memberikan ASI kepada anaknya,” lanjutnya.
Pemerintah menurut Kaspinor juga perlu memberi dukungan serta membuat strategi-strategi baru dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif, selain itu perlu adanya intervensi lebih lanjut agar persoalan gizi pada balita bisa dituntaskan.
“Dengan demikian pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam rangka melancarkan pertumbuhan otak, hati dan sistem imun,” jelas Kaspinor.
Jika gizi anak dapat dipenuhi maka pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya akan menjadi optimal, pemberian ASI juga memperkuat hubungan emosional antara ibu dengan bayi.
Anak dengan pertumbuhan yang optimal akan menciptakan generasi yang sehat cerdas dan produktif dan akan membawa Indonesia menjadi negara maju di masa depan. (enn)
