Sembilan Tahun Berita Sampit, Tidak Semua Pejabat Suka Dikritik

Ahmad Winardi, SE/wartawan Berita Sampit.

HARI ini 7 Januari 2024 genap usai Berita Sampit sembilan tahun, berbagai hambatan di dunia jurnalistik alhamdulillah terus mampu dilewati.

Bahkan tidak jarang situasi di mana banyak kalangan terutama pejabat yang tidak suka dengan kritikan melalui pemberitaan juga kerap jadi tantangan tersendiri.

Padahal seharusnya kritikan dari berita yang sifatnya membangun dan sebagai lonceng pengingat itu bisa diterima secara positif dan bukan dipandang sebaliknya.

Pejabat harus siap dikritik, terlebih di era keterbukaan informasi saat ini, di mana masyarakat bebas mengeluarkan pendapat mereka di media sosial dan juga merupakan hak setiap warga negara untuk mengkritik kinerja mereka, tentu itu adalah sebuah kontrol agar tidak terus melaju di luar koridor yang ada.

Namun tidak semua pejabat suka dikritik dan menganggap hal itu sebagai upaya menjatuhkan dan merendahkan personal si pejabat, padahal yang dikritik adalah kebijakan-kebijakan yang diambil.

Menjadi pejabat jangan bawa perasaan atau istilah sekarang baper, yang mana jika dikritik akan sakit hati, marah dan benci, padahal justru kritikan itu tanda bahwa masyarakat masih mencintai dan berusaha untuk mengingatkan kembali janji politik untuk berpihak pada masyarakat.

BACA JUGA:   Jalan Rusak di Desa Tanjung, Bawan dan Kuayan Mulai Diperbaikan

Mereka yang enggan dikritik akan diam saja tidak mempedulikan apa yang menjadi keluhan masyarakat, kritikan berupa saran dan masukan dianggap angin lalu saja, tutup mata dan telinga.

Sangat wajar ada pro kontra dalam masyarakat yang juga beraneka ragam, jika pejabat tidak mendengarkan ketika dikritik maka harusnya mundur saja, tidak usah menjadi pejabat publik, yang mana uang gaji mereka juga dari rakyat.

Kritikan seharusnya bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi, koreksi serta masukan untuk menetapkan suatu kebijakan, jika kebijakan yang diambil terlalu banyak menuai protes dan kritik maka harus ada yang dibenahi.

Jika kebijakan itu baik, berpihak pada masyarakat dan dirasakan manfaatnya tentunya masyarakat akan memberikan pujian serta apresiasi, era saat ini sangat mudah melihat reaksi masyarakat secara umum karena bebas mengemukakan pendapat.

BACA JUGA:   Menuju Pilkada Kotim, Halikinnor-Fajrurrahman Hingga Rudini Gandeng Jhon Krisli Sudah Ramai Diperbincangkan

Kiritikan harus dilihat dari sisi positif dan sebagai bahan introspeksi diri dari pejabat, masyarakat tentunya sangat adil jika memang kinerja pejabat memuaskan mereka akan mengapresiasi, kembali memilih dan mempercayakan mereka, jika tidak maka masyarakat akan jera tidak akan memilih lagi.

Memasuki tahun politik 2024, bagi calon pejabat nantinya jangan sampai baper atau sensi dan siap dengan kritikan masyarakat yang menagih janji politik saat kampanye, jika tidak siap untuk dikritik alangkah baiknya mundur secara teratur.

Suara rakyat itulah yang harusnya didengarkan lalu kemudian ditindaklanjuti, itu yang seharusnya pejabat lakukan, maka tujuan dari pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat akan terwujud.

Semangat ini yang selalu dibawa oleh Berita Sampit dalam menyajikan berita dan informasi, serta berharap media kami bisa beriringan bersama para putra dan putri terbaik di daerah ini untuk membangun daerah yang lebih baik lagi kedepannya.

(Ahmad Winardi, SE/wartawan Berita Sampit)