Dinkes Kotim Imbau Masyarakat Waspada saat Banjir, Rawan Penyakit Kulit dan Diare

NARDI/BERITA SAMPIT - Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi.

SAMPIT – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Umar Kaderi mengimbau masyarakat terdampak bencana banjir waspada penyakit yang rawan terjadi yaitu penyakit kulit dan diare.

“Penyakit yang rentan saat banjir seperti penyakit kulit atau diare,” kata Umar, Kamis 22 Februari 2024.

Namun ia menilai di Kotim tidak terlalu signifikan terjadi lonjakan penderita penyakit tersebut saat musim banjir, karena durasi yang tidak lama dan cepat surut.

“Untuk dampak gangguan kesehatan tidak terlalu signifikan, namun banjir memang menggangu aktivitas masyarakat, seperti kegiatan ekonomi mereka,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Disinyalir Ada Izin Pabrik Tanpa Prosedural Serta Cacat Hukum Tampung Buah Sawit Hasil Panen Massal

Ia menyampaikan dampak penyakit biasanya terlihat jika banjir sampai satu atau dua pekan. Akan tetapi Puskemas Pustu serta petugas selalu standby siap untuk melayani masyarakat yang memerlulan.

“Itu sudah disiapkan karena sesuai SOP sehari-hari dan termasuk saat bencana seperti banjir,” ujarnya.

Terkait persiapan obat-obatan ia memastikan tetap terpenuhi, karena sudah ada tambahan setiap tahunnya untuk mengantisipasi hal tersebut, tidak hanya saat bencana saja.

Seperti diberitakan sebeleumnnya, sebanyak sembilan desa dari dua kecamatan terkena banjir, yakni Kecamatan Cempaga dan Cempaga Hulu, mengakibatkan 394 kepala keluarga (KK) terdampak, sejumlah wilayah tergenang banjir 15- 170 centimeter dan hanya dua desa terpantau surut.

BACA JUGA:   Sejumlah Posko Pengamanan Lebaran di Kotim Akan Didirikan

“Banjir di Kecamatan Cempaga Hulu menimpa tujuh desa,untuk Desa Selucing dan Desa Pelantaran sudah surut. Kemudian di Kecamatan Cempaga banjir terjadi di Desa Rubung Buyung dan Desa Patai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam, Senin, 19 Februari 2024.

Tujuh desa di Cempaga Hulu yang terkena banjir yaitu Sei Ubar Mandiri, Pantai Harapan, Bukit Raya, Sudan, Parit, Selucing dan Desa Pelantaran, sebagian desa sudah mulai terjadi penurunan tinggi permukaan air. (Nardi)