Mukhtarudin: Pelaku Industri Manufaktur Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Golkar Dapil Kalimantan Tengah Mukhtarudin

JAKARTA– Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin mengatakan industri manufaktur berperan penting dalam upaya menggenjot nilai investasi.

Sehingga, menurut Mukhtarudin hal tersebut akan menjadi menjadi sektor andalan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara nasional di tahun 2024 ini.

“Saya kira peran pelaku Industri ini sebagai salah satu pilar kunci dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan era digitalisasi saat ini,” tandas Mukhtarudin, Minggu 3 Maret 2024.

Untuk itu, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini berharap aktivitas industri senantiasa konsisten memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian baik di daerah maupun nasional.

BACA JUGA:   Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin Dukung Insentif Mobil Hybrid

Untuk diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan produktivitas industri manufaktur di tanah air masih menunjukkan geliat yang positif.

Sejumlah produsen mengalami kenaikan produksi karena didorong oleh permintaan baru khususnya di pasar domestik.

Hal ini seusai data yang dirilis oleh S&P Global. Data tersebut menunjukkan bahwa capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi pada Februari 2024 yakni sebesar 52,7.

“Jadi, kami sangat mengapresiasi para pelaku industri manufaktur di Indonesia yang masih memiliki kepercayaan tinggi dalam menjalankan usahanya secara impresif di tengah situasi ekonomi dan politik global yang belum stabil,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.

BACA JUGA:   Mukhtarudin Bersyukur Keberhasilan Partai Golkar di Pileg dan Pilpres 2024

Menperin optimistis, ekonomi nasional saat ini masih cukup tangguh, meskipun negara-negara maju sedang mengalami resesi, seperti Jepang dan Inggris.

Namun, kata Agus, penguatan ekonomi saat ini sejalan dengan kinerja positif dari industri manufaktur yang menjadi kontributor paling besar terhadap PDB nasional.

“Oleh karena itu, perlu perhatian lebih untuk meningkatkan performa sektor industri manufaktur melalui kebijakan-kebijakan yang strategis,” tutur Agus.

(adista)