Mukhtarudin: Capaian Target Net Zero Emission 2060 Tidak Boleh Tergelincir

Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin

JAKARTA– Pemerintah Indonesia saat ini gencar mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), sesuai dengan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor energi sebesar 358 juta ton CO2 atau 12,5 persen dengan kemampuan sendiri atau 446 juta ton CO2 atau 15,5 persen dengan bantuan internasional pada 2030, sesuai dokumen “National determined contribution” (NDC).

Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin berharap langkah pemerintah yang menargetkan “net zero emission” (NZE) pada 2060 harus lebih cepat.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengaku transisi energi harus adil, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua orang.

“Karena kita memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir,” tandas Mukhtarudin, Selasa 12 Maret 2024.

BACA JUGA:   Mukhtarudin Minta Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Selama Periode Lebaran 2024

Mukhtarudin mengaku sektor energi mendorong perekonomian Indonesia. Untuk itu, transisi energi harus fokus pada pengurangan intensitas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga.

Selain itu, bidang lain yang sedang gencar digalakkan Pemerintah adalah penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Ya tentu kita berharap kebijakan ini diharapkan akan menjadi kunci revolusi masa depan nanti,” pungkas Mukhtarudin.

Target Net Zero Emission di Industri Terwujud 2050

Diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan, emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) di industri bisa terwujud pada tahun 2050.

“Target itu lebih cepat dibandingkan target nasional pada tahun 2060,” imbuh Agus.

BACA JUGA:   Polri Siap Amankan Rumah Kosong Saat Periode Mudik Lebaran 2024

Agus menuturkan, tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor industri di Tanah Air hanya sebesar 8-20 persen dari total emisi GRK nasional pada 2015-2022.

Lalu jika dilihat dari sumber emisi sektor industri tahun 2022, komponen emisi dari kategori penggunaan energi di industri menyumbang 64 persen, emisi dari limbah industri 24 persen dan proses produksi dan penggunaan produk atau industrial process and product use (IPPU) sebesar 12 persen.

Agus meyakini, upaya dekarbonisasi di sektor industri bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.

“Maka apabila target NZE secara nasional tercapai pada tahun 2060, kita harus berkomitmen untuk dapat mencapai target NZE di sektor industri lebih cepat yaitu pada tahun 2050,” tandas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

(adista)