PANGKALAN BUN – Hampir semua harga kebutuhan barang pokok naik, terutama bahan untuk keperluan sehari-hari diantaranya beras yang harganya semakin melejit. Hal ini terus menjadi pergunjingan masyarakat, terlebih para UMKM seperti pedagang nasi goreng dan sayuran.
“Kalau harga beras sudah naik, harganya tidak bakalan turun ke harga semula,” kata Saroji, pedagang nasi goreng di Kota Pangkalan Bun.
Paling banter lanjut Saroji, harga bisa turun berkisar Rp500 atau Rp1000, misal harga semula Rp 13.000/kg, naik Rp16.000, paling tidak turun jadi Rp15.500/kg.
“Kemudian lama tidak ada kenaikan, maka akhirnya karena kita lupa harga beras tetap beras bakal tepatok 16 ribu sampai 17 ribu per kilo. Ini alibi saya melihat dari pengalaman,” ujar Saroji.
Terpisah Ibu Zenab, penjual nasi dan sayur masak di Jalan HM Rafii mengeluhkan akibat harga beras naik yang berimbas naiknya harga harga bahan pokok lainnya.
“Sekarang saya jual bubur sum sum Rp10.000/mangkok, pasti karena beras dan harga gula merah naik, tadinya saya jual Rp8.500,” ujar Ibu Zenab, Rabu13 Februari 2024.
Pak Saroji dan ibu Zenab yang usahanya di Pangkalan sudah 3 kali Bupati Kobar seakan paham benar, bahwa kenaikan bahan pokok seperti beras sudah biasa setiap tahunnya. Kenaikannya pasti saja jelang Ramadan.
“Semua sudah ada yang mengatur di pusat Pak, biarpun ada demo itukan demo-demoan, buktinya harga yang didemo engga pernah turun ke harga semula,” pungkas Saroji.