Mendapat Keluhan Warga, Taman Kota Sampit Akan Dirancang Ulang dengan Jasa Konsultan

NARDI/BERITA SAMPIT- Taman Kota Sampit.

SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebutkan saat ini kondisi Taman Kota Sampit sudah kumuh dan perlu di benahi dan dirancang ulang bagaimana agar menarik masyarakat.

“Kemungkinan satu hingga dua tahun ke depan akan dibenahi menjadi taman yang estetik, menarik dengan lampu, pohon maupun pagar yang sudah diatur agar menarik masyarakat dan menjadi ikon kebanggaan masyarakat,” kata Halikinnor, Rabu 13 Maret 2024.

Dalam waktu dekat Pemkab akan bekerja sama dengan konsultan yang ahli dalam penataan taman kota, membuat master plan yang betul matang agar bisa.

“Bagaimana tata letak lampu, pohon atau pagar, serta air mancur nantinya akan menjadi bahan evaluasi pembenahan sehingga menjadi bagus dan menarik kembali masyarakat untuk berkunjung,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Ini Identitas Pemilik Bangunan yang Terbakar Malam Jumat di Sampit

Rencana untuk membenahi taman kota sudah muncul sejak lama, sudah ada estimasi biaya sekitar Rp11 miliar rupiah tahun 2022 lalu, namun karena kondisi keuangan daerah belum stabil dan masih ada program prioritas lainnya maka rencana ditunda.

Diketahui masyarakat juga ada yang mengeluhkan tata kelola taman kota yang seperti tidak diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Kotim.

Salah satu warga Sampit, Robi berharap agar Taman Kota Sampit dikembalikan ke fungsi semula, sebelum dipagar keliling dan ditanami begitu banyak pohon yg membuat gelap dan terkesan angker.

BACA JUGA:   Periode Kedua Halikinnor, Pemuda Cempaga ini Lebih Mendorong Berpasangan dengan Fajrurrahman

Yaitu sebagai ruang publik terbuka yang mampu mengakomodir hajat berbagai pihak, untuk rekreasi keluarga, olahraga, hingga penyelenggaraan berbagai macam even dengan tidak mengganggu masyarakat dan pengguna jalan.

Pemagaran keliling taman kota pada tahun 2014 berdampak pada berkurangnya fungsi vital taman kota secara signifikan dan menghilangkan kesan taman kota yang terbuka untuk masyarakat.

Sehingga para penyelenggara even tidak tertarik menyelenggarakan pagelaran di bagian dalam taman dan memilih menggunakan sebagian bahkan seluruh badan jalan dan mengganggu masyarakat sekitar. (Nardi)