Cuaca Ekstrem di Kalteng dan Kalbar, Legislator Golkar: Pemerintah Harus aktif Lakukan Mitigasi Bencana Alam

Anggota DPR RI dari fraksi Golkar Dapil Kalimantan Tengah Mukhtarudin

JAKARTA– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.

BMKG menyebut potensi curah hujan tinggi merata, di seluruh Pulau Jawa, akibat munculnya tiga bibit siklon.

Selain Pulau Jawa, daerah lain yang berstatus siaga cuaca ekstrem adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Pulau Nusa Tenggara.

Anggota DPR RI Mukhtarudin mengatakan pemerintah harus melakukan langkah mitigasi bencana demi menghindari adanya korban jiwa.

“Ya, Kondisi ini harus diwaspadai dan disikapi dengan langkah-langkah yang tepat,” tandas Mukhtarudin, Sabtu, 16 Maret 2024.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

Kendati demikian, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mendorong BMKG untuk terus mengupdate informasi kondisi cuaca terkini hingga potensi kebencanaan yang mungkin terjadi kepada masyarakat.

“Sehingga masyarakat dapat mempersiapkan diri menghadapi bencana di wilayah tersebut,” imbuh Mukhtarudin.

Di samping itu, BMKG agar dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah/BPBD.

Utamanya, kata Mukhtarudin, wilayah berstatus siaga cuaca ekstrem adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Pulau Nusa Tenggara dalam menghadapi kemungkinan bencana yang akan terjadi.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR RI Desak Dirut PHE Bekerja Maksimal Tingkatkan lifting Migas Nasional

Dirinya berharap semua stakeholder mempersiapkan langkah mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi dampak dari potensi hujan lebat yang akan terjadi.

“Diharapkan juga masyarakat dapat memahami langkah cepat yang harus dilakukan apabila terjadi bencana,” imbuh Mukhtarudin.

Pemda diminta dapat memperbaiki tata kelola lingkungan, membenahi lokasi pemukiman warga utamanya yang tinggal di wilayah rawan banjir ataupun tanah longsor.

“Sehingga ke depannya diharapkan wilayah/daerah yang masuk kategori rawan bencana sudah lebih siap dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut,” pungkas Mukhtarudin.

(adista)