Siapa Perempuan?

Novia Adventy Juran

Penulis: Novia Adventy Juran

“Tulisan ini dibuat untuk merayakan hari-hari menjelang peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 maret 2020 mendatang”.

APA yang kita pikirkan tentang perempuan?. Apakah perempuan benar-benar paham siapa diri mereka? Seperti Simone de Beauvoir yang tercekat saat menemukan bahwa dirinya seorang perempuan, banyak perempuan mengalami keresahan yang sama ketika bangun dari mimpi panjang masa kanak-kanak.

Banyak perempuan tumbuh bersama pertanyaan-pertanyaan tentang siapa aku, siapa perempuan. Jawabannya, tentu saja bergelantungan di langit-langit juga berserakan di meja pelelangan, tapi tak ada yang benar-benar mampu membuat beberapa perempuan berdamai dengan keperempuanan.

BACA JUGA:   Bukan Hanya Ada  di Cirebon, Musik Obrog-Obrog Pembangun Sahur Ternyata Juga Ada di Kota Kumai, Kotawaringin Barat

Pertanyaan-pertanyaan yang tak menemukan jawaban itu kemudian berubah menjadi gugatan. Menjadi perempuan adalah menjadi manusia. Mengapa kita begitu takut mengakui bahwa perempuan dan lelaki adalah dua makhluk dengan hak-hak yang setara?

Mengapa perempuan sendiri takut mengatakan bahwa ia adalah individu utuh dengan atau tanpa lelaki? Mengapa perempuan begitu bangga memperkenalkan dirinya sebagai produk pelengkap dengan istilah “tulang rusuk lelaki yang hilang”? Mengapa perempuan merasa dirinya harus menjadi sosok yang berkorban dalam segala urusan perasaan?

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

Mengapa perempuan begitu bahagia menunjukkan bahwa dirinya adalah makhluk kedua yang senantiasa taat pada titah lelaki? Mengapa perempuan begitu gigih melanggengkan stereotip dan budaya patriarki? Mengapa perempuan begitu takut mencaritahu siapa dirinya sendiri?

Banyak perempuan belum menemukan jawaban. Tetapi kita harus menggaungkan gugatan!.