Asap Makin Pekat, IAIN Liburkan Mahasiswanya

PALANGKA RAYA – Dilansir dari beritatagar.id bahwa kualitas udara di Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada Sabtu, 14 September 2019 siang tadi diperkirakan paling tidak sehat di Indonesia. Menurut permodelan AirVisual, indeks kualitas udara (AQI) berada di angka 317 pada pukul 12:00 WIB lebih buruk daripada kemarin siang, yang berada pada AQI 195, atau terbilang tidak sehat. Dan ini merupakan rekor tertinggi di antara spot lain di Indonesia, seperti Pontianak, Kalimantan Barat dengan AQI 291, disusul Simpang, Jambi dengan AQI 256.

Melihat kondisi cuaca ekstrem yang sedang melanda sebagian besar daerah atau kota di Indonesia, Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran mengeluarkan surat instruksi tentang pelaksanaan proses pembelajaran satuan pendidikan jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/SLB nomor 188.5/741/BU dimana beliau menetapkan libur sekolah sampai kondisi cuaca di daerah belajar masing-masing kembali normal.

BACA JUGA:   GPPI Sebut Sebagian Perusahaan Perkebunan Telah Memberikan THR Lebih Awal

Berbeda halnya dengan dunia pendidikan pada Perguruan Tinggi di Kalimantan Tengah, banyak kampus-kampus, baik swasta atau negeri yang tidak meliburkan mahasiswanya. Sama halnya seperti yang dilakukan sebagian kampus di Kota Palangka Raya seperti Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya, yang sampai berita ini dibuat belum ada instruksi dari rektor untuk meliburkan mahasiswanya.

Heykal Azriel Liani, mahasiswa semester 3 (tiga) program studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syari’ah, IAIN Palangka Raya juga mengeluhkan kondisi cuaca saat ini di Palangka Raya. “Dada saya mulai sesak dan sering muntah karena tetap dipaksakan untuk kuliah meski kabut semakin pekat,” ujar heykal saat diwawancarai oleh beritasampit.co.id.

BACA JUGA:   Hj. Aster Bonawaty Ungkapkan Diri Siap Maju dalam Pilkada Bartim

Diketahui bahwa jarak pandang di Kota Palangka Raya berdasarkan rilis terbaru pada (14/9/19) dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya berada pada jarak pandang 4 (empat) kilometer cuaca penerbangan. “Saya berharap ada kebijakan dari rektor untuk meliburkan mahasiswanya, sebelum nanti muncul banyak korban yang berjatuhan akibat asap ini”, tutup heykal.
(Ars/beritasampit.co.id)