Balada Negeri diatas Awan

Tidak perlu negeri diatas awan, kita hanya perlu negeri yang mempunyai langit biru dan udara yang segar dimana anak-anak leluasa bermain diluar rumah sembari tertawa tanpa takut terkena ISPA.

Oleh: Ahmad Prianto Rifansyah

PALANGKA RAYA – Negeri diatas awan, akhir-akhir ini sering sekali saya temui kalimat-kalimat seperti itu dalam status WhatsApp kontak di hp saya. Namun sering kali setiap status yang dibuat berisikan keluhan bahkan harapan agar kondisi saat ini segera berlalu.

Negeri diatas awan kita sering mengenalnya lewat kisah-kisah dari negeri dongeng yang menggambarkan suasana suatu negeri yang begitu indah, negeri yang berada diketinggian dan dikelilingi awan.

Adapun negeri diatas awan yang disampaikan oleh orang-orang saat ini bukanlah seperti penggambaran seperti diatas, namun justru merupakan suatu kritik atas bencana kabut asap yang terjadi akibat karhutla.

BACA JUGA:   Bukan Hanya Ada  di Cirebon, Musik Obrog-Obrog Pembangun Sahur Ternyata Juga Ada di Kota Kumai, Kotawaringin Barat

Tidak hanya berupa kritik namun disetiap kalimat juga diselipkan harapan agar kondisi kabut asap ini segera berlalu agar kita kembali melihat langit biru dan udara yang bersih setiap harinya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi saat ini, kita bisa membantu secara tenaga, pikiran hingga bantuan yang bersifat materi namun jika tidak maka setidaknya menjaga kesehatan masing-masing agar tidak terkena penyakit ISPA.

Tidak lupa pula sebagai umat beragama kita berdo’a sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan kita masing-masing agar hujan segera turun dan membasahi lahan yang terbakar dan memadamkan apinya.

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

Serta tidak lupa pula kita mendo’akan agar para petugas yang menangani karhutla selalu diberikan kekuatan, kesehatan dan keselamatan dalam bertugas.

Harapannya semoga pada tahun-tahun berikutnya tidak ada lagi negeri diatas awan yang dikelilingi kabut asap akibat karhutla serta para pelaku pembakar lahan segera sadar atas tindakannya dan tidak melakukan pembakaran lahan dikemudian hari.

Tidak perlu negeri diatas awan, kita hanya perlu negeri yang mempunyai langit biru dan udara yang segar dimana anak-anak leluasa bermain diluar rumah sembari tertawa tanpa takut terkena ISPA.

*Penulis adalah wartawan beritasampit.co.id yang berdomisili di Palangka Raya.