Penganiyaan Orangutan Kembali Terjadi, Kondisi Leher Luka dan Jari Hampir Putus

Editor : Maulana Kawit

PANGKALAN BUN – Penganiayaan terhadap hewan langka Orangutan yang terjadi belum lama ini di Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan, kini kasus serupa kembali terjadi di sebuah perkebunan kelapa sawit di Desa Bedaun Kumai Seberang, Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

Kini orangutan diperkirakan berumur 10 tahun dengan berat 18 Kg yang banyak luka akibat dianiaya tersebut, dirawat di Klinik Orangutan Care Centernd Quarantine (OCCQ) Pasir Panjang milik Orangutan Foundation International (OFI).

“Dua hari yang lalu orangutan telah masuk karantina, untuk mendapat pertolongan dan perawatan secara intensif,” kata Presiden OFI Prof Dr Birute Mary Galdikas, saat dikonfirmasi beritasampit Rabu sore (11/12/2019).

BACA JUGA:   Kapolres Kobar Sambut Kedatangan Menteri Perhubungan di Bandara Iskandar

Prof Birute sangat menyayangkan penganiayaan terhadap satwa langka ini kembali terjadi dengan jangka waktu yang terbilang belum lama.

“Karena orangutan yang teraniaya itu pasti perbuatan manusia. Saya meminta kepada pihak berwajib untuk segera mengusut tuntas siapa pelakunya,” ujar Birute.

Ditempat yang berbeda Kepala SKW II BKSDA Kalteng, Dendi Setiadi mengatakan pihaknya pertama kali mendapatkan laporan dari Kepala Desa Bedaun.

Kemudian bersama Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng serta Orangutan Foundatioan Internasional (OFI) langsung meluncur ke lokasi Kejadian.

Di lokasi kejadi semua tim langsung melakukan evakuasi orangutan dari kawasan perusahaan perkebunan kelapa sawit Senin kemarin sekitar Pukul 19.00 WIB.

BACA JUGA:   Pelaku UMKM Alun-Alun Istana Kuning Penuh Ceria Bagikan Takjil Ramadan

“Saat diperiksa orangutan itu sudah menderita luka sayatan benda tajam dibagian bawah leher sebelah kanan dan jari hampir putus,” kata Dendi.

Sulitnya lokasi evakuasi juga menjadi salah satu hambatan, pasalnya lokasi penemuan disekitar perkebunan kelapa sawit sulit dijangkau melalui darat.

Para tim harus menempuh dengan menggunakan transportasi air, terutama saat menyeberangi perairan Kumai, karena titik temuan berada di Blok J 41 Bromo Estate PT Bumi Langgeng Pradana Trada.

“Setelah dievakuasi, kemudian langsung dibawa ke Klinik OCCQ di Desa Pasir Panjang untuk mendapat perawatan,” tutupnya.

(Man/beritasampit).