Hang Ali: Distribusi Guru dan Tenaga Kesehatan Tidak Merata

Hang Ali Saputra Syah Pahan

SAMPIT – Kekurangan tenaga Guru di Kalimantan Tengah selalu menjadi permasalahan klasik yang dihadapi Pemerintah di masing-masing daerah. Pernyataan tersebut diungkapkan Hang Ali Saputra Syah Pahan, Politikus dan juga Tokoh Masyarakat di Kotim.

Dia menganggap jumlah pegawai khususnya guru dan tenaga kesehatan sebenarnya sudah cukup. Namun penempatannya dianggap belum merata.

“Untuk tenaga guru, saya dulu pernah melakukan evaluasi pada tahun 1999-2004, dikatakan guru dari SD, SMP kurang. Saya juga kaget kalau dikatakan kurang, kenapa kurang, jadi saya minta pendataan kembali seluruh Guru yang ada di Kalteng berbanding dengan siswa rasionya berapa,” ungkap Mantan Anggota Anggota DPR RI dua Periode tersebut, Senin 27 Januari 2020.

Setelah dilakukan evaluasi data, dirinya banyak menemukan penempatan tenaga pendidik tidak merata di hampir seluruh wilayah di Kalteng, artinya sistem pembagian penempatan kerja guru banyak yang tidak sesuai.

“Waktu itu 1 orang guru SD mengayomi 9 murid, berarti kelebihan guru. Kemaren tahun 2013 saya pernah turun ke suatu daerah menemukan salah satu sekolah. Saya tanya muridnya berapa, dan satu sekolah ini bukan yang jauh dipedalaman, melainkan di pinggiran kota, masih masuk dalam Kelurahan di Kota. Saya tanya berapa muridnya 19 orang, gurunya 11 kepala sekolah 1, penjaga sekolah 1, ada 13, mengurus 19 murid, saya datang jam 9 wib pagi kesana sekolahnya sudah bubar,” terang Hang Ali.

BACA JUGA:   Pembangunan Kawasan Shrimp Estate Seluas 40,17 Hektare

Mengetahui hal itu dirinya juga sempat berpikir, bahwa dengan jumlah guru yang banyak akan berdampak baik pada kecerdasan para murid yang diajarkan, tapi ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. ”Ada yang kelas 3 SD saya tanya pancasila tidak bisa jawab, saya suruh nyanyi lagu indonesia raya tidak bisa, saya tanya kenapa, mereka mengaku kami belum belajar katanya, kan menyedihkan, itu di pinggiran kota, belum dipedalaman,” lanjutnya.

Menurut Politkus dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu, sebenarnya Kebutuhan akan tenaga guru di Kalteng sangat cukup, namun permasalahan yang membuat tenaga pengajar dianggap kurang lantaran sistem pendistribusian yang dilakukan pemerintah setempat yang tidak merata.

BACA JUGA:   Ribut, Truk Dilarang Masuk SPBU Km8 Tjilik Riwut Gegara Diduga Tak Bayar Pungli

“Di pedalaman ada 16 guru muridnya 33, kurang apa enggak, pasti lebih, berarti distribusi gurunya tidak pas, karena tertumpu disatu tempat terutama yang enak-enak tempatnya, tapi begitu di daerah pedalaman dikit. Setelah itu dari guru bidang studinya, guru agamanya kurang, guru bahasa inggrisnya kurang, tapi jumlah guru ini berlebihan, itu yang perlu di tata kembali,” tuturnya.

Demikian juga petugas kesehatan yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan oleh pemerintah, sebab jumlah tenaga kesehatan juga sangat mencukupi jika cara pendistribusiannya dilaksanakan dengan bijak.

“Makanya seperti Kalteng ini dikatakan kita kekurangan tenaga perawat, saya bilang tidak ada, karena dari rasio yang ada sudah berlebihan, tapi kenapa dikatakan kurang perawat, karena numpuk di perkotaan, jadi ini harus bagaimana di tata kembali,” pungkasnya (Cha/beritasampit.co.id)