Ekonom Senior Sebut Indonesia Sudah Resesi Secara Teknikal

Pieter Abdullah (Kanan) Dalam Diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center Parlemen Senayan, Kamis, (6/8/2020). Foto: beritasampit.co.id/Adista Pattisahusiwa

JAKARTA— Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal II 2020 terkontraksi hingga 5,32 persen.

Sejumlah pihak menyebut Indonesia hampir masuk ke resesi. Pasalnya di kuartal II-2020, ekonomi Indonesia minus -5,32 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu.

Ekonom Senior, Pieter Abdullah mengatakan Indonesia secara teknikal sudah resesi. Karena secara definisi yang disebut dengan resesi yakni apabila Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi secara negatif dua triwulan berturut-turut.

“Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 negatif 4,19 persen. Artinya secara teknikal kita sudah resesi,” ujar Pieter Abdullah dalam diskusi dialektika demokrasi di Media Center Parlemen Senayan, Kamis, (6/8/2020).

BACA JUGA:   Polri Siap Amankan Rumah Kosong Saat Periode Mudik Lebaran 2024

Dialog bertajuk, ‘Ancaman Resesi Ekonomi dan Solusinya’ itu dihadiri Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun. Sedangkan Anggota Komisi XI DPR Ecky Awal Mucharam melalui virtual.

Pieter yang juga Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) itu menilai wabah Covid-19 menyebabkan terbatasnya aliran manusia, barang dan uang.

Karena, menurutnya, di tengah wabah pandemi Covid-19 sangat mudah untuk membayangkan pertumbuhan ekonomi pasti negatif.

BACA JUGA:   Komisi II DPR: Insha Allah Hak Angket Tak Akan Terwujud

“Investasi, ekspor, impor dan semuanya di tengah wabah Corona pasti turun. Kenapa, karena wabah ini membatasi aktivitas,” tandas Pieter.

Pandemi Covid-19 berdampak luas di sejumlah negara. Bahkan hampir semua negara melaporkan penurunan ekonomi akibat virus yang berasal dari Kota Wuhan, China tersebut.

Pieter berujar membatasi aktifitas sosial ekonomi tidak hanya di satu negara, tapi di seluruh dunia.

“Artinya di tengah kondisi wabah sekarang ini aktivitas sosial ekonomi yang terkait dengan konsumsi juga akan turun di seluruh dunia,” pungkas Pieter Abdullah.

(dis/beritasampit.co.id)