Jhonie Prihanto Ajak Kaum Milenial Katingan Perangi Hoaks

WAWANCARA : ANNAS/BERITASAMPIT - Wartawan Senior Jhoni Prianto, sebagai narasumber pelatihan jurnalistik Millenial Katingan.

KASONGAN – Pelatihan jurnalistik millenial adalah suatu kegiatan yang positif terutama di masa perkembangan Ilmu teknologi yang semakin canggih sekarang ini. Pasalnya, peran generasi muda bisa diandalkan untuk menyampaikan informasi pemberitaan yang baik dan benar.

Hal ini bisa menjadi salah satu solusi untuk menekan semakin maraknya informasi-informasi hoax (bohong) yang saat ini banyak beredar di berbagai media sosial maupun informasi lainnya.

Demikian, disampaikan oleh Wartawan Senior dari PWI Kalteng, Jhonie Prihanto, usai menyampaikan materi pelatihan Jurnalistik Millenial dalam rangka Hari Sumpah Pemuda Ke-92 yang diikuti peserta siswa-siswi SMA sederajat Kabupaten Katingan, di aula kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Katingan, pada Rabu 28 Oktober 2020.

“Dengan adanya pelatihan jurnalisitik yang digagas Himpunan Pemuda Katingan dan PWI Katingan tersebut, tentunya kaum millenial juga bisa mengolah informasi dengan baik, dengan benar dan dengan tata bahasa yang baik. Sehingga informasi yang disampaikan juga lebih komplit,” jelas Jhonie Prihanto, kepada beritasampit.co.id, Rabu 28 Oktober 2020.

Lanjutnya menjelaskan, dan apabila informasi yang disampaikan secara komplit, pasti dengan sendirinya akan semakin meminimalisir terjadinya berbagai penyimpangan informasi di masyarakat. Sehingga upaya dari pihak-pihak yang ingin membuat informasi itu menjadi salah, atau tidak lengkap.

“Maka bisa dicegah dengan kemampuan kaum millenial dengan membuat dan mengolah informasi berita yang secara lengkap melalui unsur 5W dan1H sesuai kode etik jurnalistik,” jelasnya.

Sementara, terkait materi yang disampaikan, Wartawan Kaltengpos Online ini menjelaskan, bahwa materi yang disampaikan kepada peserta pelatihan jurnalistik millenial adalah tentang dasar-dasar jurnalistik. Karena dasar-dasar jurnalistik inilah yang paling utama harus dipahami terlebih dulu.

“Harapan kita, setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta bisa menghimpun informasi yang memenuhi unsur kelengkapan sebuah berita yaitu unsur 5W dan 1H, dan apabila unsur ini terpenuhi. Insya Allah akan mampu meminamilisir kesalahan-kesalahan informasi yang beredar di masyarakat oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk mengubah informasi yang salah pun bisa kita cegah,” ungkapnya.

“Mudah-mudahan setelah mengikuti pelatihan ini mereka bisa memahami itu, dan juga bisa menerapkan itu dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

(Annas/beritasampit.co.id)