Kasus Covid-19 di Kobar Rekor Tertinggi Se-Kalteng

IST/BERITA SAMPIT - Ilustrasi.

PANGKALAN BUN – Kasus Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kini pecahkan rekor di Kalteng dengan jumlah tertinggi mencapai 329 orang suspek, sementara Kabupaten Kotawaringin Timur tertinggi kedua sebanyak 117 orang, dengan total kasus Suspek se-Kalteng mencapai 584.

Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Kobar menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kobar Achmad Rois, karena masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan protokol kesehatan.

“Padahal Pemkab Kobar dan jajaran TNI/Polri sudah sangat sering bahkan langsung ke lapangan mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat,” tutur Achmad Rois, Minggu 29 November 2020.

BACA JUGA:   Pembangunan Monumen Patung Prof. Dr. Birute Mary F Galdikas dan Suaminya Almarhum Bohap Mendapat Perhatian Khusus dari Pemkab Kobar

Achmad Rois juga membantah terkait vakumnya informasi tentang perkembangan Covid-19 di Kobar. “Memang sudah lama, berita laporan perkembangan Covid-19 di Kobar sudah tidak lagi diekspos melalui daring/zoom, tapi setiap hari ada saja laporannya yang dilaporkan oleh Dinas Kominfo,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr. Fachruddin, membenarkan jumlah pasien Covid-19 di Kobar meningkat. Karena terbatasnya ruang isolasi di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dan tempat isolasi lainnya, suspek dengan gejala ringan saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 02)

“Jumlah pasien di ruang isolasi yaitu di Klinik Kusuma 13 orang, RS Muhammadiyah 19 orang. Sedangkan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun yaitu di ruang ulin Ramin 19 orang, Akasia 17 orang, lantai 2 IGD dirawat  6 perempuan dan   1 bayi, ruang ICU Covid-19 sebanyak 1 orang positif dan lantai 1 IGD sebanyak 6 orang,” kata Fachruddin.

Sementara pemilihan suspek yang diisolasi di ruang isolasi dilihat dari tingkat keparahan penyakitnya, yang dirawat di ruang isolasi rata-rata gejalanya sedang dan berat. Sedangkan suspek dengan gejala ringan diminta melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. (Man/beritasampit.co.id).