Indeks Harga Konsumen Palangka Raya dan Sampit Mengalami Inflasi

IST/BERITA SAMPIT - Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro (kiri) saat memaparkan nilai tukar petani dan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian.

PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali merilis data terkait Indeks Harga Konsumen (IHK), yang disampaikan langsung oleh Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat live youtube di Kantor BPS Kalteng, Selasa 1 Desember 2020.

Eko memaparkan terkait IHK selama November 2020 di Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,53 persen atau mengalami peningkatan indeks harga dari 104,09 di bulan Oktober 2020 menjadi 104,64 di bulan November 2020.

“Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,50 persen, kelompok transportasi sebesar 0,84 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen,” kata Eko Marsoro.

Eko juga menjelaskan, besarnya laju inflasi tahun kalender sebesar 0,24 persen merupakan dampak dari peningkatan indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,96 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,28 persen serta kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran sebesar 1,31 persen.

Sementara itu, inflasi tahun ke tahun sebesar 0,83 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,95 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,46 persen, serta kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran sebesar 1,31 persen.

Sebagaimana yang terjadi di Palangka Raya, Sampit pun mengalami inflasi sebesar 0,52 persen atau mengalami peningkatan indeks harga dari 104,78 pada bulan Oktober 2020 menjadi 105,32 pada bulan November 2020.

BACA JUGA:   Pemprov Kalteng Buka Pasar Ramadan di Mentaya Hulu

“Terjadinya inflasi dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga kelompok transportasi sebesar 1,12 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,89 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,35 persen,” jelasnya.

Besarnya laju inflasi tahun kalender sebesar 1,44 persen tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,29 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,54 persen, serta kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,74 persen.

Sementara itu, inflasi tahun ke tahun sebesar 1,85 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,43 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,81 persen, serta kelompok transportasi sebesar 3,29 persen.

Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Provinsi Kalimantan Tengah, dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit.

Selama November 2020, terjadi inflasi sebesar 0,52 persen atau terjadi kenaikan indeks harga dari 104,30 pada bulan Oktober 2020 menjadi 104,84 pada bulan November 2020. Kelompok pengeluaran yang mendominasi pengaruh inflasi ini adalah peningkatan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,23 persen, serta kelompok transportasi sebesar 0,95 persen.

Laju infasi tahun kalender sebesar 0,67 persen secara umum dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,09 persen, serta kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran sebesar 1,14 persen.

BACA JUGA:   Diisukan Maju di Pilwakot Palangka Raya, Ini Tanggapan Ivo Sugianto Sabran

Sementara itu, inflasi tahun ke tahun sebesar 1,19 persen secara dominan dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,14 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,78 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 1,21 persen.

“Selama bulan November 2020, komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di Sampit. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya sebesar 96,88 dan Sampit sebesar 97,72,” pungkas Eko.

Sementara itu, komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap inflasi, baik di Palangka Raya sebesar 1,87 persen maupun Sampit sebesar 1,30 persen. Meskipun komponen energi relatif selalu mengalami deflasi di kedua kota selama setahun terakhir, namun Sampit mengalami inflasi pada bulan November 2020, untuk kategori ini sebesar 0,37 persen. Hal berbeda ditunjukkan oleh komponen bahan makanan yang kembali mengalami inflasi baik di Kota Palangka Raya maupun Kota Sampit.

Komoditas daging ayam ras masih menjadi komoditas yang menjadi andil terbesar dalam inflasi, baik di bulan Oktober, maupun di bulan November 2020. Komoditas telur ayam dan cabai rawit pun secara kolektif menjadi pemicu inflasi di kedua kota pada bulan November 2020.

Rendahnya harga eceran minuman ringan dan ikan gabus menjadi instrumen reduktif terhadap kenaikan indeks harga secara umum di kedua kota. (Hardi/beritasampit.co.id).