Pagelaran Seni Asli Mandiangin Sisipkan Nilai-nilai Empat Pilar MPR RI

Pagelaran Kesenian Asli Mandiangin yang berlangsung di Taman Terbuka Desa Mandiangin Pasar, Kabupaten Sorolangun, Jambi, Senin, (30/11/2020) malam. Dok: Istimewa

JAMBI– Majelis Permusyawaratan Rakyat bekerjasama dengan sanggar Kajang Betuah Mandiangin menggelar kesenian asli Mandiangin dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR.

Pagelaran kesenian asli Mandiangin itu antara lain menampilkan tari Kromong, tari Kain, tari Gunjing, tari Dana serta pertunjukan Kompangan.

Anggota MPR RI dari kelompok DPD H.M Syukur mengatakan ada banyak beragam metode untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI. Salah satunya adalah melalui pagelaran seni dan budaya.

“Kita memasukkan nilai-nilai Empat Pilar melalui kegiatan seni dan budaya. Apalagi sekarang banyak sekali seni dan budaya yang mulai kita lupakan,” ujarnya saat pagelaran yang berlangsung di Taman Terbuka Desa Mandiangin Pasar, Kabupaten Sorolangun, Jambi, Senin malam (30/11/2020).

Pagelaran kesenian asli Mandiangin bertema “Mari Kita Jaga dan Terus Lestarikan Kesenian Asli Mandiangin” dihadiri anggota DPD M. Sum Indra, anggota DPRD Kabupaten Sorolangun Cik Marleni, Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Siti Fauziah, Kepala Bagian Persuratan dan Kearsipan Setjen MPR Muhammad Jaya, dan Kepala Desa Mandiangin Pasar Kusriadi.

Syukur mengungkapkan daerah Mandiangin pernah memiliki satu tarian yang berusia 100 tahun. Tarian itu sudah ditampilkan di mancanegara dan diakui dunia. “Mari kita sama-sama menjaga nilai seni budaya kita, jangan sampai dikuasai seni budaya asing dan anak-anak tidak mengenal kesenian asli itu,” ujarnya.

BACA JUGA:   Cuaca Ekstrem di Kalteng dan Kalbar, Legislator Golkar: Pemerintah Harus aktif Lakukan Mitigasi Bencana Alam

Bagi Syukur, pagelaran kesenian asli Mandiangin dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR ini harus tetap diadakan masyarakat.

“Dengan demikian kita bisa menjaga nilai-nilai kebersamaan, menghargai perbedaan, dan membawa nilai-nlai yang baik di tengah kehidupan masyarakat,” tutur Syukur.

Syukur menambahkan nilai-nilai yang baik itu harus dijaga dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Dia mencontohkan nilai-nilai yang diterapkan pada masyarakat Jambi.

“Jambi adalah miniaturnya Indonesia. Di sini ada bermacam-macam suku dan agama, namun bisa berdampingan dengan damai dan tenang, serta tidak ada keributan. Semua mendapatkan hak politiknya. Ini adalah suatu anugerah dan kebanggaan yang mesti kita jaga,” papar Syukur.

“Inilah kesempatan kita membangun nilai-nilai itu melalui pagelaran seni dan budaya. Kalau nilai-nilai itu tidak kita bangun secara bersama-sama, maka rasa kebersamaan yang kita miliki seperti pada malam hari ini akan hilang,” imbuhnya.

Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Siti Fauziah menjelaskan tentang kegiatan pagelaran seni budaya dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR

“Pentas seni dan budaya ini adalah metode sosialisasi Empat Pilar MPR yang tepat untuk masyarakat. Dengan berperan aktif dari persiapan sampai pelaksanaan pentas seni budaya ini, warga Mandiangin Pasar sudah menjalankan Empat Pilar MPR karena masyarakat ikut melestarikan budaya Indonesia dari pengaruh budaya asing. Itulah sikap dan perilaku Pancasila,” kata Siti Fauziah yang akrab disapa Ibu Titi ini.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR Desak Plt Dirjen Minerba Koordinasi Terkait IPR di Kepulauan Bangka Belitung

Selain melestarikan seni budaya, lanjut Siti Fauziah, pagelaran yang melibatkan seniman dari sanggar Kajang Betuah dan masyarakat Mandiangin ini juga telah mengimplementasikan sila Persatuan.

“Meski masyarakat beragam namun semua bisa bersatu,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Mandiangin Pasar Kusriadi mengucapkan terima kasih kepada MPR karena baru kali ini kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR di desa Mandiangin Pasar dan dihadiri anggota MPR.

“Warga Mandiangin menyambut pagelaran seni budaya ini dengan antuias,” ujarnya.

Kusriadi berharap warga masyarakat Mandiangin Pasar bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Empat PIlar dan melestarikan seni budaya daerah Mandiangin.

“Seperti tari Kromong yang dimiliki Mandiangin sudah diakui secara nasional dan pernah tampil pada pagelaran Melayu Serumpun enam negara yang diselenggarakan di Medan tahun 2019 lalu,” tandas Kusriadi.

(dis/beritasampit.co.id)