Kaki Terjepit Tangga Nyawa Bahriah Selamat Dari Seretan Buaya

ILHAM/BERITA SAMPIT - Komandan Jaga BKSDA Sampit Kalimantan Tengah, Muriansyah, bersama aparat dari Polsek Ketapang, didampingi Kepala Desa Pelangsian, Ismail, meninjau lokasi serangan buaya di belakang rumah Bahriah, seorang nenek yang menjadi korban keganasan hewan buas itu, Sabtu 02 Januari 2021 petang.

SAMPIT – Tubuh terkulai lemas di atas air sambil berpegangan di tangga dengan kondisi pergelangan kaki patah terjepit tangga di jembatan belakang rumahnya, pastinya tidak bisa terbayangkan perjuangan Bahriah (74), menyelamatkan diri hingga terlepas dari gigitan buaya yang menyerangnya hingga tangan kirinya putus, pada Jumat 01 Januari 2021, di Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sekitar pukul 23.30 WIB.

Jumbri (70) adik ipar Bahriah menerangkan, pada malam kejadian dirinya baru pulang dari memancing, tak lama pintu rumahnya digedor oleh istri Masran alias Aran, tetangga depan rumah korban.

“Malam itu pulang mancing ke rumah mau tidur dan datang istri Aran mengetok rumah, memadahkan (memberitahu) Bahriah ada dibanyu (Air). Saya jawab kenapa gilakah berendam di atas air. Saya pun ke rumahnya, dan melihat tubuhnya di atas air dengan tangan kanan memegang tangga,” paparnya.

Kemudian Jumbri berusaha mengangkat saudara istrinya tersebut, namun dirinya sontak kaget, saat merangkul lengan kiri korban sudah tidak ada.

BACA JUGA:   Kerusakan Jalan di Mentaya Hulu, DPRD Kotim: 2025 Akan Diperbaiki

“Dia masih sadar, kaget saat dipeluk mau diangkat liat tangannya sudah tidak ada. Saya juga tidak bisa mengangkatnya, karena kaki kirinya terjepit tangga. Saya hanya bisa menahan tangan kanannya sambil waspada takutnya buaya masih ada di sekitar situ. Sebab waktu saya pertama tiba, buaya itu sudah tidak ada. Kemudian datang anaknya Bahrun membantu saya mengangkat tubuh mamanya (ibu),” jelasnya.

Sebagi saudara dirinya tidak membayangkan jika kaki Bahriah tidak terjepit tangga, kemungkinan akan tengelam diseret buaya tersebut.

“Kalau kakinya tidak kejepit maka akan dibawa tenggelam. Dari pengakuan Bahriah, buayanya besar hitam dan panjang,” katanya.

Sedangkan dari keterangan Masran tetangga korban, sekitar dua bulan belakangan ini buaya tersebut sering berada di bawah Pelabuhan Pasar Pelangsian.

“Saya sering liat saat air surut buaya itu berada di bawah pelabuhan. Saya yakin buaya itu yang menyerang Bahriah,” ujarnya.

Sementara itu, untuk mengetahui langsung lokasi dimana terjadinya serangan buaya, Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit Kalimantan Tengah, Muriansyah, bersama pertugas dari Polsek Ketapang, terjun mencek lokasi.

BACA JUGA:   Developer Perumahan Bisa Dilaporkan Jika Tak Sesuai Perjanjian

“Dalam waktu dekat ini kami akan memasang perangkap disekitar lokasi kejadian. Kita akan berusaha menangkap buaya ini,” ucap Muriansyah.

Dirinya juga mengimbau pada warga sekitar agar lebih waspada jika melakukan aktivitas di sungai, khususnya pada subuh, pagi, sore dan malam hari.

“Kami mengimbau, warga jangan buang sampah rumah tangga maupun bangkai hewan ke sungai. Karena bisa mengundang biaya datang. Selain itu jangan memelihara unggas di tepi sungai, itu juga bisa mengundang buaya,” imbuhnya.

Ditambahkan Muriansyah, permasalahan ini harus menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Daerah, sebab munculnya buaya ke pemukiman warga diduga akibat habitatnya mulai rusak.

“Untuk Pemerintah Daerah, marilah kita bersama-sama menghadapi dan memecahkan persoalan ini. Kejadian ini merupakan akibat dan dampak, dari kerusakan alam dan rusaknya ekosistem yang kita alami saat ini,” demikian Muriansyah. (Cha/beritasampit.co.id).