Data BPS Kalteng: Palangka Raya Mengalami Inflasi dan Sampit Deflasi

IST/BERITA SAMPIT - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimatan Tengah, Eko Marsoro saat menyampaikan rilis di kantornya.

PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali rilis perkembagan indeks harga konsumen (IHK) Provinsi Kalteng. Bahwa, selama Februari 2021, di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,33 persen atau mengalami peningkatan indeks harga dari 105,22 (Januari 2021) menjadi 105,57 (Februari 2021).

“Inflasi ini terjadi karena peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,95 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,93 persen), serta kelompok kesehatan (0,46 persen). Inflasi tahun kalender (0,42 persen) terjadi akibat peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,72 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (1,30 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (1,05 persen),” ungkap Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di kantornya, Senin 1 Maret 2021.

Inflasi tahun ke tahun (0,55 persen) akibat peningkatan indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,54 persen), kelompok kesehatan (2,49 persen), serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (2,19 persen).

Berbeda dengan Kota Palangka Raya, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur mengalami deflasi sebesar 0,02 persen selama Februari 2021 atau terjadi penurunan indeks harga dari 105,60 (Januari 2021) menjadi 105,58 (Februari 2021). Terjadinya deflasi dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok transportasi (0,50 persen), kelompok kesehatan (0,07 persen),serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,06 persen).

BACA JUGA:   Hj. Aster Bonawaty Ungkapkan Diri Siap Maju dalam Pilkada Bartim

Eko menjelaskan, inflasi tahun kalender (0,08 persen) tetap melaju positif disebabkan oleh peningkatan indeks harga kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,90 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,39 persen), serta kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,34 persen).

“Sementara inflasi tahun ke tahun (0,87 persen) dipengaruhi secara umum oleh kenaikan indeks harga dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,95 persen). Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Provinsi Kalimantan Tengah, dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit,” pungkasnya.

Selama Februari 2021, terjadi inflasi sebesar 0,21 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 105,30 (Januari 2021) menjadi 105,52 (Februari 2021). Inflasi ini dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok rekreasi olahraga dan budaya (0,63 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,57 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,35 persen).

BACA JUGA:   BEM UPR Ancam Demo Bank Kalteng Jika Kartu ATM Beasiswa TABE Tak Kunjung Dicetak

Selanjutnya inflasi tahun kalender (0,29 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,14 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,87 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,66 persen). Laju inflasi tahun ke tahun (0,67 persen) secara umum dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,70 persen).

“Kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau masih mendominasi perkembangan indeks harga, baik di Palangka Raya maupun di Sampit. Komoditas daging ayam ras dan beras secara kolektif menjadi pemicu inflasi yang terjadi di kedua kota. Sementara cukup rendahnya harga telur ayam ras dan kacang panjang menjadi instrumen reduktif terhadap kenaikan indeks harga secara umum di kedua kota. Andil tarif angkutan udara pun masih berpengaruh signifikan terhadap perubahan indeks harga di kedua kota,” paparnya. (Hardi/beritasampit.co.id).