Menteri Erick Wacanakan Program Sejuta Kompor Listrik, Darmadi: Gak Cocok Buat Rakyat Kecil dan UMKM

Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (dok:: istimewa).

JAKARTA- Menteri BUMN Erick Thohir mewacanakan program satu juta kompor listrik untuk perumahan-perumahan rakyat. Erick bahkan mengklaim program tersebut bisa menghemat pengeluaran hingga kisaran angka Rp60 Triliun.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menilai, program tersebut secara garis besar memang tujuannya baik dan efisien dari sisi ekonomi.

“Kita mengapresiasi program tersebut. Selain berbasis ramah lingkungan, memang bisa menghemat pengeluaran rumah tangga yang cukup signifikan.Tapi perlu kajian mendalam dan bukan langkah perilaku impulsif,” ujar Bendahara Megawati Institute itu kepada wartawan, Sabtu, (02/04/2021).

Hanya saja, Darmadi bilang alangkah baiknya program tersebut dibarengi dengan kajian dan data yang memadai. Mengingat masih banyak masyarakat yang daya listriknya masih jauh dibawah rata-rata untuk bisa menggunakan kompor listrik.

“Tidak cocok buat kelas rakyat kecil karena kompor listrik rata-rata daya listriknya masih 500 watt keatas. Sehingga UMKM dan rakyat kecil tidak bisa menggunakan produk tsb. Program tersebut hanya cocok buat kalangan menengah atas yang sudah diatas 2200 watt,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR Desak Plt Dirjen Minerba Koordinasi Terkait IPR di Kepulauan Bangka Belitung

Darmadi juga menekankan agar program tersebut dapat menyasar semua kalangan dengan catatan penggunaan teknologinya bisa terjangkau.

“BUMN harus bisa mendorong agar bisa ditemukanTeknologi kompor listrik yang daya wattnya kecil tapi cepat panas .Saat ini kompor listrik yang dibawah daya 500 watt proses masaknya tidak bisa ceat.Jika itu dilakukan maka akan sangat berguna bagi masyarakat kecil. Intinya BUMN harus mendorong teknologi kompor listrik yang bisa dipakai oleh masyarakat pelanggan yang 450 sampai dengan 900 watt,” saran dia.

Solusi lain Darmadi juga mendorong agar PLN memberikan insentif kepada pelanggan yang memakai kompor listrik yang dayanya 450 watt sampai dengan 900 watt dengan cara upgrade daya menjadi minimal 2200 watt dengan biaya gratis,kemudian pelanggan tsb diberikan insentif agar beban hidupnya tidak bertambah.

BACA JUGA:   Lifting Migas Terus Menurun, Maman Golkar: PHE Belum Mampu Berkontribusi Terhadap Negara

“Solusi lain selain mendorong penemuan teknologi kompor listrik ,PLN harus upgrade pelanggan 450-900 watt supaya kompor lisrik tersebut bisa dipakai, kemudian kasih insentif supaya beban pelanggan tidak bertambah. Harus diikuti kebijakan tersebut supaya sasaran bisa ke rakyat kecil dan UMKM,” pungkas Darmadi Durianto.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewacanakan program penggunaan kompor listrik/induksi. Erick mengklaim bahwa penggunaan kompor listrik dapat memberikan penghematan untuk negara dan rumah tangga.

“Saya optimis ini akan berjalan baik ketika semua BUMN Karya dan kebijakan di Kementerian PUPR untuk memastikan pembangunan rumah dan apartemen dilengkapi fasilitas listrik dan kompornya. Ini percepatan penekanan impor dalam 5 tahun ke depan, kalau kita bisa rubah minyak tanah ke LPG kenapa gak rubah LPG ke listrik saja,” tandas Erick dalam konferensi pers virtual, Rabu (31/3/2021).

(dis/beritasampit.co.id)