Oleh : Maman Wiharja
AWAL MARET 2020, penulis banyak mendengar tentang ganasnya virus corona atau SARS-CoV2 yang waktu itu menyerang hampir semua negara di dunia salah satunya Indonesia. Upaya preventif bahkan kebijakan juga telah dikeluarkan untuk menekan laju penyebaran pandemi tersebut.
Pengamatan penulis setelah bulan Maret 2020, boleh dikatakan awal munculnya nama ‘pandemi’. Pandemi itu sendiri menurut WHO, merupakan wabah penyakit yang terjadi pada geografis yang luas atau menyebar secara global, di beberapa negara atau benua, biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang.
Akibatnya kita sekarang mulai menerapkan adaptasi Kebiasaan baru (New Normal) yaitu menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 seperti menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun dan menghindari kerumunan.
Secercah harapan muncul setelah pemerintah mengumumkan terkait Vaksin Covid-19. Sayangnya program vaksinasi ini masih banyak menuai kritik dan juga tanggapan negatif. Dari soal asal vaksin, bahan yang digunakan, reaksi vaksin hingga distibusi vaksin distribusi vaksin.
Terlebih lagi pemberitaan baru-baru ini mengenai oknum yang memalsukan surat-surat/keterangan hasil Tes diagnostik dengan sampel atau swab yang kemudian dianalisa di lab menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Sekelumit masalah soal vaksin covid-19 menjadi masalah baru.
Bahkan di Palangka Raya belum lama ini polisi mengamankan seorang wanita yang diduga memalsukan dokumen polymerase chain reaction (PCR) di bandara Tjilik Riwut.
Ada lagi penipuan modes mengatasnamakan sebagai nakes, untuk membuat keterangan palsu Surat Sertifikat Vaksin Covid-19.
“Vaksin..!! OH Vaksin..??”, pertama datang kau dicaci maki, setelah datang juga dicaci maki.
Tapi kini kau dicari dan dicari. Semoga orang yang telah divaksin tubuhnya/imunnya semakin kebal dan Covid-19 pun, dengan sendirinya akan berlalu.
Amiiin *********
Penulis adalah wartawan-Beritasampit.co.id yang berdomisili di Pangkalan Bun.