SAMPIT – Massa aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menggeruduk DPRD Kotim hanya berjumlah sekitar 30 orang. Hal itu dianggap luar biasa oleh perwakilan unsur pimpinan DPRD Kotim.
“Kami sangat senang dan bahagia karena mahasiswa menyuarakan aspirasi terkait BBM. Karena hari ini banyak sekali orangnya, ini perwakilan yang sangat luar biasa karena tidak sesuai dengan pemberitahuannya 500 orang, harapan saya ratusan orang itu hadir ke sini,” ungkap Rudianur Wakil Ketua I DPRD Kotim saat menemui massa aksi. Selasa 6 September 2022.
Massa unjuk rasa itu juga molor dari jam yang telah ditentukan yakni pada pukul 09.00 WIB namun baru bergerak dan tiba di sekretariat DPRD Kotim pada 10.40 WIB.
Pada surat pemberitahuan nomor 098/hmi-cabangsampit/B/01/1444H. Dimana pada surat pemberitahuan aksi ke Polres Kotim itu mereka menamai dirinya dengan Gerakan Mahasiswa dan Masyarakat Kotim. Saat ini terpantau hanya ada puluhan mahasiswa yang mengikuti audiensi di ruang paripurna DPRD Kotim.
Tuntutan mereka adalah meminta DPRD Kotim untuk mendesak pemerintah pusat mengaudit BPH Satgas Migas dalam mengawasi regulas penyaluran BBM subsidi. Selanjutnya meminta DPRD Kotim mendesak pemerintah pusat untuk menolak kenaikan harga BBM, menuntut janji kampanye Perbaikan sarana dan prasarana dan meminta pemerintah Kotim mengusut tuntas mafia BBM.
(jmy)