Penyesuaian Harga BBM Subsidi Akan Berdampak Pada Kenaikan Inflasi

HARDI/BERITA SAMPIT - Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw-BI) Kalteng Yura Djalins

PALANGKA RAYA – Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw-BI) Kalteng Yura Djalins menyampaikan, penyesuaian harga BBM subsidi oleh Pemerintah secara langsung akan berdampak pada kenaikan inflasi pada kelompok transportasi. Namun demikian, saat ini sedang berlangsung musim panen komoditas pangan dan hortikultura baik di sentra produksi Jawa maupun di Kalteng sendiri.

Oleh karena itu, kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memiliki bobot sangat besar terhadap perhitungan inflasi diprakirakan dapat menahan kenaikan inflasi lebih lanjut.

“Kami prakirakan inflasi secara tahunan (yoy) pada September masih dalam rentan terkendali pada kisaran 7 persen, dan kembali akan menurun di bawah 7 persen pada Oktober,” ucapnya saat dihubungi via whats app, Kamis 8 September 2022.

Secara umum, kenaikan inflasi tentunya akan berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat khususnya pada kelompok tertentu seperti pekerja dengan penghasilan tetap.

Namun demikian, hal dimaksud telah diantisipasi oleh pemerintah dengan pengalihan alokasi subsidi baik dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk rumah tangga rentan, BSU (bantuan subsidi upah) untuk tenaga kerja serta subsidi transportasi. Hal dimaksud tentunya untuk mengarahkan agar subsidi lebih tepat sasaran, sehingga penurunan daya beli dapat tertahan.

BACA JUGA:   Nuryakin Membuka Pasar Murah Tahap Dua di Murung Raya

Oleh sebab itu, BI bersama Pemerintah Provinsi/Pemkab/Pemko dalam ranah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menyusun berbagai program, dalam rangka pengendalian inflasi baik dalam jangka pendek maupun menengah.

“Pada jangka pendek sebagaimana di atas, kita akan gencarkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sekuyan Lombok se-Kalteng,” lugasnya.

TPID juga akan rutin menggelar sidak dan operasi pasar, dalam rangka memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Perluasan penanaman komoditas utama juga telah dan akan pihaknya lakukan, khususnya komoditas pangan bergejolak seperti cabai rawit pada sentra produksi Kalteng di Kotim dan Kapuas.

BACA JUGA:   Sebagai Putra Daerah, Untung Jaya Bangas Bakal Maju Pilkada Gunung Mas 2024

Pada jangka menengah, TPID juga akan menjajaki opsi Kerjasama Antar Daerah untuk menambah pasokan dari daerah lain.

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berbelanja secara bijak, tidak berlebihan, karena TPID akan tetap memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga, apalagi saat ini kita memasuki masa panen,” tandasnya.

Oleh sebab itu, TPID Provinsi Kalteng telah melaksanakan serangkaian antisipasi terkait kenaikan inflasi. Sebagaimana arahan Gubernur Kalteng bahwa pada jangka pendek TPID, akan menggencarkan GNPIP Sekuyan Lombok, operasi pasar, dan sidak pasar se-Kalteng untuk menahan kenaikan inflasi lebih lanjut dari sisi kelompok makanan khususnya pangan bergejolak.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Pada kelompok transportasi, Pemerintah Provinsi Kalteng juga sudah melakukan komunikasi dengan pihak terkait agar ada penerbangan tambahan sehingga normalisasi harga tiket pesawat diharapkan tetap berlanjut. (Hardi)