Brand Adalah Ikatan Emosi Antara Produk Dengan Konsumen

IST/BERITA SAMPIT - Suasana zoom Kelas Klinik Bisnis

PALANGKA RAYA – Brand adalah ikatan emosi antara produk dengan konsumen, dimana titik kritisnya terletak seberapa brand bisa menciptakan nilai.

Hal ini disampaikan oleh Brand Activist, yang juga merupakan Founder Platform Jagoan Branding. Dia juga seorang couplepreneur dan FnB Enthusiast, yaitu Romi Angger Hidayat, atau yang akrab disapa Bang Jabran, saat jadi narasumber Kelas Klinik Bisnis melalui zoom pada, Rabu 21 September 2022 kemaren.

“Brand berguna menciptakan Top of Mind, dimana brand kita akan diingat oleh pelanggan,” ucapnya.

Sebenarnya, jelas Dia, semua orang mampu membuat brand agar dikenal banyak orang, sekalipun tidak memiliki logo yang jelas. Alasannya adalah karena Brand membangun sebuah kepercayaan/reputasi.

BACA JUGA:   DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat Kunjungi Dislutkan Kalteng

Jika masyarakat sudah kenal dengan brand bahkan menjadi konsumen loyal. Maka dengan sendirinya membranding produk tersebut.

Selain itu, Brand adalah sebuah nilai, yang dimana nilai itu muncul karena cinta. Dalam brand, kita bukan hanya menjual produknya tapi nilai dari sebuah brand tersebut. Slogan, logo, produk, packaging hanyalah permukaan saja, yang optimal adalah nilai brand itu sendiri.

BACA JUGA:   Usai Melantik, Sekda Kalteng Berpesan Tingkatkan Pelayanan Publik

Namun, lanjut Dia, tak hanya konsep brand saja. Marketing, Selling dan Branding juga harus jalan bersamaan, meskipun ketiganya memiliki tujuan yang berbeda-beda.

“Marketingnya Branding adalah bagaimana konsumen punya jati diri, Marketingnya Selling adalah mengetahui berapa banyak yang mau kita peroleh. Sedangkan kunci branding ada pada ikatan emosional, apa yang diperoleh konsumen melalui produk yang kita jual,” jelasnya.

“Branding tujuannya untuk memperoleh loyalitas konsumen (jangka panjang), marketing tujuannya permintaan/demand (jangka menengah), dan Selling tujuannya untuk closing (jangka pendek),” sambungnya. (Hardi).