SAMPIT – Puluhan tahun sebelum investasi perkebunan sawit masuk yang menghabisi hutan sebagai wilayah serapan air, banjir jarang terjadi.
Ketua Fraksi PKB DPRD Kotim M Abadi mengatakan, banjir yang terjadi sekarang merupakan akibat dari penebangan hutan untuk perkebunan sawit yang tidak menyerap air ke dalam tanah.
Dia mengatakan hal ini juga merupakan warisan pemerintah dari masa ke masa, seharusnya dalam memberi izin pembukaan lahan, memikirkan dampak jangka panjang untuk masyarakat serta lingkungan.
“Pohon-pohon sebagai resapan air kini ditebang dan semakin sedikit dari tahun ke tahun,” ujarnya, Rabu 28 September 2022.
Dia menegaskan pemerintah Kotim harus membuat program seperti hutan harus ditanam kembali dan dijaga serta dikelola dengan baik juga perusahaan harus menjaga hutan konservasi mereka
Seperti diketahui belakangan ini bencana banjir menerjang beberapa kecamatan yang ada di wilayah Kotim yaitu Parenggean, Cempaga, Kota Besi, Telawang, Cempaga Hulu, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Mentaya Hilir Utara dan Antang Kalang. (Nardi).