Pemkab Kotim Seolah Tak Berdaya, Bupati Sebut Masih Banyak Perusahaan Sawit Belum Realisasikan Plasma

RAKHMAD JIMY / BERITA SAMPIT - Bupati Kotawaringin Timur, H Halikinnor saat sidak perbaikan jalan lingkar selatan beberapa waktu lalu.

SAMPIT – Persoalan plasma di Kabupaten Kotawaringin Timur hingga kini belum juga tuntas, bahkan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur seolah tidak berdaya saat masyarakat mendesak agar perusahaan sawit merealisasikan plasma. Bahkan hingga kini banyak sawit perusahaan belum berplasma.

Aturan kerap kali jadi alasan sehingga plasma itu tidak direalisasikan oleh perusahaan yang sudah puluhan tahun beroperasi di daerah ini. Sehingga masyarakat harus gigit jari dan terus menuntut bahkan hingga dengan melakukan aksi di lapangan.

Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikinnor saat dikonfirmasi terkait hal tersebut tidak menampik masih banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum merealisasikan plasma kepada masyarakat setempat.

Bahkan menurutnya ada perusahaan yang sama sekali tidak merealisasikan plasma meski sudah beroperasi puluhan tahun.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Lanjutkan Masa Jabatan Setelah Gugatan ke MK Dikabulkan

“Permasalahan saat ini masih banyak perusahaan yang belum melakukan kewajiban ini (plasma), di Kotim belum sampai 50 persen perusahaan yang mematuhi kewajiban plasma,” ungkap Halikinnor, Minggu 9 Oktober 2022.

Ia membeberkan bahwa prioritasnya saat ini untuk memberikan plasma kepada masyarakat, yang terkait penanganan kewajiban perusahaan kepada masyarakat.

“Jadi untuk plasma ini kesulitan kita saat kalau yang Permentan di atas 2007 itu sudah wajib dan dicantumkan pelepasan 20 persen itu,” katanya.

Meski demikian dirinya mengapresiasi perusahaan yang telah menyepakati memberikan plasma 20 persen kepada masyarakat.

Halikinnor menyebut seperti perusahaan Wilmar Group telah sepakat untuk itu dan siap merealisasikannya.

BACA JUGA:   Komunikasi Cegah Konflik Sosial Dilaksanakan di Kodim 1015 Sampit

“Wilmar Group sudah sepakat tinggal realisasi, karena kemarin saya komunikasi dengan pimpinannya di Jakarta. Memang ada perusahaan yang lebih banyak plasmanya sepeti Makin grup dan BGA grup, tapi masih banyak perusahaan yang masih nol plasmanya,” tandasnya Halikinnor.

Sementara itu belakangan ini aksi masyarakat di lapangan terus terjadi menuntut realisasi plasma, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu warga Desa Camba menuntut plasma dengan PT NSP.

Warga Desa Tumbang Tilap dengan PT BAT, warga Antang Kalang denga PT BUM, serta desa-desa lain yang rencananya juga akan turun melakukan aksi serupa di lapangan.(jmy)