Wabup Kotim Sebut Jumlah Desa Terdampak Banjir Berkurang, BPBD Harapkan Data Akurat

ARIFIN/BERITA SAMPIT – Wabup bersama Kepala BPBD Kotim saat cek kondisi banjir di Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean, Kotim, Kalteng.

SAMPIT – Setelah melakukan cek lapangan selama beberapa hari dengan cara langsung berkunjung ke desa-desa yang dilaporkan terdampak banjir, Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati menyimpulkan bahwa jumlah desa yang terdampak banjir mulai berkurang.

“Terhitung sejak kemarin, jumlah desa yang terdampak banjir itu awalnya 30 desa, setelah cek lapangan sekarang hanya 15 desa, itu artinya jumlah desa yang terdampak banjir sudah berkurang,” ucap Irawati kepada wartawan media siber Berita Sampit saat cek lapangan di Desa Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu, Selasa 11 Oktober 2022.

BACA JUGA:   Anggaran Rp9 Miliar Disiapkan Untuk Pembangunan Jalan Pulau Hanaut ke Seranau

Berdasarkan laporan ada beberapa kecamatan yang terdapat desa telah diterjang banjir seperti, Kota Besi, Tualan Hulu, Parenggean, Antang Kalang, dan Mentaya Hulu. Namun, menurut Irawati, yang paling parah ada di Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi.

“Hanya Desa Hanjalipan yang parah karena sampai saat ini ketinggian air sudah sampai sedada orang dewasa,” tegas Irawati yang juga pernah menjadi anggota DPRD Kalteng ini.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel menambahkan, pihaknya akan meminta data akurat ke seluruh kecamatan maupun desa terutama yang terdapat pemukiman penduduk terdampak banjir terhitung sejak September 2022.

BACA JUGA:   Empat Sekawan Gelapkan Sawit Perusahaan Kompak Masuk Bui

“Saya harapkan kepada pihak kecamatan maupun desa agar memberikan data sesuai fakta, tujuannya agar bantuan yang diberikan tepat sasaran,” tegasnya.

Sebab, menurutnya, ketika bantuan sosial itu diberikan ternyata setelah cek di lapangan tidak sesuai data yang sudah dilaporkan baik dari kecamatan maupun desa. (ifin).