Kader Partai Hanura Mempertanyakan Mitigasi Bencana Banjir

IST/BERITA SAMPIT-  Kader partai Hanura Kabupaten Kotim, Hary Kuswanto

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) seharusnya sigap dalam menangani daerah yang terdampak banjir.

Kader partai Hanura Kabupaten Kotim, Hary Kuswanto menyayangkan selama ini Pemkab Kotim tampak menganggap biasa bencana ini sehingga banjir terus terjadi dan semakin tahun semakin parah.

Menurutnya selain faktor alam dan lingkungan ada campur tangan manusia juga. Proses migitasi, yaitu segala upaya untuk mengurangi risiko bencana oleh pemkab sejauh ini patut dipertanyakan.

“Pandangan kami melihat dampak yang ada ini proses mitigasi bencana tidak berjalan selama ini,” kata Hary Kuswanto, Sabtu 22 Oktober 2022.

BACA JUGA:   PKB Kotim Dorong Fajrurrahman Maju di Pilkada Kotim

Hary mengatakan bahwa sebagai tolak ukurnya bisa membuka peta sebaran banjir dari tahun ke tahun apakah berkurang atau justru bertambah.

“Dari masyarakat yang terdampak langsung di lapangan diketahui bahwa semakin tahun semakin parah dan meluas, ini fakta yang terjadi, dan tahun ini terparah,” ujarnya.

Ia melanjutkan kondisi hutan semakin menipis karena banyak dialihfungsikan untuk perkebunan kelapa sawit maka banjir semakin parah pula, masyakarat yang terdampak semakin sengsara.

Langkah-langkah atau tindakan dari bupati selaku pimpinan di kabupaten belum terlihat untuk penangan banjir terutama mitigasi untuk mencegahnya melalui Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD).

BACA JUGA:   Lapas Sampit Sosialisasikan Perubahan Jam Kunjungan saat bulan Ramadan

“Kami berharap agar segera dilaksanakan langkah nyata untuk menanggulangi bencana banjir agar tidak terjadi lagi di Kotim,” tegasnya.

Harusnya kata Hary Kuswanto pemkab punya pemetaan, kemudian dilakukan dengan langakah-langkah nyata, bukan sebaliknya saat terjadi banjir hanya datang meninjau dan melihat kondisi warga saja.

“Kalau tahun ini tidak jadi pelajaran dan bahan evaluasi tidak menutup kemungkinan tahun berikutnya lebih parah lagi,” pungkasnya. (Nardi)