Tekan Angka Stunting, Bunda PAUD Kobar Gencar Sosialisasi ke Desa

HARDI/BERITA SAMPIT - Barang bukti.

PANGKALAN BUN – Dalam upaya menekan angka stunting Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kabupaten Kotawaringin Barat Ny. Noor Hermiyanti Anang Dirjo, gencar melakukan sosialisasi ke desa. Sebab masalah stunting merupakan masalah yang tidak bisa di anggap sebelah mata.

“Seperti yang di arahkan bapak Presiden Joko Widodo dalam rapat koordinasi Nasional pada tanggal 17 Januari 2023 lalu, dimana dalam arahannya agar seluruh kepala daerah untuk berkomitmen dalam menurunkan angka stunting, untuk itu kami pun tidak bisa berdiam diri, kami ambil bagian melaksanakan tugas besar untuk menekan angka stunting,” kata Bunda PAUD Kobar Ny. Noor Hermiyanti Anang Dirjo, Selasa 14 Februari 2023.

Menurut istri Penjabat Bupati Kobar ini, dirinya bersama Pokja bunda PAUD, mendorong percepatan penanganan stunting di PAUD melalui tiga program prioritas yakni unit kesehatan sekolah (UKS), satu desa satu PAUD dan pengembangan anak usia dini holistik integratif (PAUD HI).

“Sasaran kami untuk menekan angka stunting yakni dengan mendatangi ke desa desa khususnya kader PKK agar lebih aktif lagi menghidupkan Posyandu serta memperkuat ketahanan pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah,” ujar Noor Hermiyanti.

BACA JUGA:   Kuncoro Candrawinata Bagikan Ratusan Paket Sembako Ramadan Kepada Karyawannya dan Warga Kurang Mampu

Selain itu juga dirinya pun mendatangi ke sekolah Taman Kanak Kanak (TK) dan PAUD yang ada di setiap desa /Kelurahan se Kobar. Selain Bersosialisasi juga memberikan susu dan makanan tambahan bagi anak anak TK dan PAUD.

“Masyarakat diharapkan memahami apa itu stunting dan apa penyebab dasar hal ini yang terus kami gencarkan dalam sosialisasi, agar masyarakat tidak salah dalam memahami penderita stunting ini, dimana stunting bisa di cegah sejak awal pada saat ibu tengah hamil, harus dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan baik kesehatan janin dan ibunya,” ucap Hermiyanti.

Sebab menurutnya, masih banyak masyarakat yang keliru tentang penderita stunting, dimana stunting ini sebagai faktor keturunan atau genetik tanpa melakukan pencegahan. Padahal faktor genetika sangat kecil pengaruhnya di bandingkan dengan faktor prilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Hermiyanti juga mengatakan, bahwa stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan fisik dan perkembangan otak.

BACA JUGA:   Baru Dilantik Kades Runtu Menipu Warganya, Kini Meringkuk di Tahanan Polisi

“Penanganan stunting bisa dilakukan melalui pola asuh, pola makan dan perbaikan sanitasi serta akses air bersih, untuk itu setiap sekolah bisa berkolaborasi dengan orang tua murid melalui program UKS, dengan menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat,” imbuhnya.

Termasuk lanjut Hermiyanti, program satu desa satu PAUD, melalui program ini andaikan semua anak masuk PAUD, maka layanan dapat di sediakan di satuan PAUD oleh instansi terkait, dimana anak anak bukan saja mendapatkan pendidikan tetapi kesehatan dan gizi.

“Penanganan kasus stunting ini bukan saja tanggung jawab pemerintah saja, melainkan perlu dukungan kuat dari element masyarakat, sebab kita berkewajiban dalam menciptakan generasi penerus yang sehat, untuk itu saya mengajak kepada element masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya menekan kasus stunting di lingkungannya masing-masing,” pungkas Istri Penjabat Bupati Kobar ini. (Man).