Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Ekonomi Internasional 

Dahlia

Oleh: Dahlia (Mahasiswi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya)

Covid-19 saat ini sedang menjadi masalah di pasar dunia internasional, sehingga berdampak besar pada perekonomian pasar dunia dan juga pada semua sektor terutama perekonomian internasional. Hal ini disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 itu sendiri.

Penundaan ini ditandai dengan memburuknya lingkungan luar dan melemahnya permintaan domestik. Pandemi Covid-19 akan sangat berdampak negatif terhadap perekonomian dunia dan Indonesia tahun 2020 karena bertepatan dengan penurunan harga komoditas dan gejolak pasar keuangan.

Namun, semuanya harus diatur dalam kesepakatan bersama yang harus diikuti dengan seksama. Selain itu, perdagangan internasional merupakan pendorong utama permintaan mata uang asing.

Oleh sebab itu, suatu negara harus mampu meningkatkan keuntungan terhadap ekspornya dengan negara lain. apabila suatu negara dapat meminimalkan sumber daya tetapi menghasilkan lebih banyak keuntungan, itu jauh lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa suatu negara harus meningkatkan ekspornya sebanyak mungkin. Pada saat  bersamaan, negara harus mampu membatasi impor ke negara lain.

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik atau disingkat (BPS), negara China masih menjadi mitra dagang utama untuk Indonesia, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi akan terkait langsung dengan penurunan produk domestik bruto atau disingkat (PDB).

Perdagangan internasional mencakup semua transaksi pasar ekonomi yang melintasi batas wilayah dan diatur oleh mekanisme hukum internasional. Proses perdagangan melibatkan individu, kelompok bahkann pemerintah. Pihak dapat bekerja sama dalam proses impor dan ekspor sesuai dengan kebijakan masing-masing sesuai kesepakatan.

Keadaan Covid-19 pada perekonomian global telah menciptakan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia dan memicu percikan awal pembalikan modal pada aset keuangan yang dianggap aman. Selain itu, harapan pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat gangguan pasokan global, penurunan permintaan dunia, dan melemahnya kepercayaan pelaku ekonomi.

BACA JUGA:   Bukan Hanya Ada  di Cirebon, Musik Obrog-Obrog Pembangun Sahur Ternyata Juga Ada di Kota Kumai, Kotawaringin Barat

Data Februari 2020 menunjukkan penurunan drastis pada berbagai indikator dini global seperti kepercayaan terhadap entitas ekonomi, Purchasing Managers Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik.

Sementara itu, defisit transaksi pariwisata berjalan diproyeksikan mencapai 2,9 persen dari produk domestik bruto atau disingkat (PDB) pada 2020, dari sisi penerimaan ekspor pariwisata dan barang dagangan.

Pertumbuhan investasi akan melambat karena kecenderungan ekonomi. Hal itu juga akan menurunkan kepercayaan investor. Meski demikian, penurunan biaya kredit dan usulan pembaruan ekonomi diharapkan dapat menjadi faktor pendukung proses pemulihan masa yang akan datang.(*)