Seorang Korban Meninggal Dunia Kasus Sengeketa Lahan Asli Warga Pelantaran Bukan Anak Buah Alpin Lawrence

IST/BERITA SAMPIT - Kuasa Hukum Alpin Lawrence, Ornela Monty, SH., MH.

SAMPIT – Kuasa Hukum Alpin Lawrence menyampaikan bahwa seorang korban yang meninggal dunia dalam perkelahian di lahan sengeketa di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merupakan asli warga setempat.

“Itu bukan anak buah pak Alpin, cuman digiring opini bahwa itu anak buah beliau. Itu warga asli Pelantaran tapi kelahiran Banjarmasin, baik yang meninggal maupun yang dirawat di Palangka Raya, mereka perantau yang memang sudah kerja dan tinggal di Pelantaran sudah,” ungkap Ornela Monty, Jumat 15 September 2023.

Saat disinggung soal lahan yang bersengketa hingga memunculkan adanya korban jiwa dan itu sangat disayangkan oleh Alpin Lawrence, ia mengungkapkan bahwa kliennya itu yang jelas turut berdukacita.

“Karena selama ini beliau menghormati dan sabar menunggu proses hukum yang sedang berjalan atas status lahan tersebut,” ucap wanita dengan gelar magister hukum itu.

BACA JUGA:   Kelompok Tani di Cempaga Tegas Meminta PT BSP Segera Selesaikan Ganti Rugi Lahan yang Belum Dibayar

Ornela juga menjelaskan, seperti diberitakan sebelumnya bahwa anak buah Alpin Lawrence melakukan pemanenan sawit secara paksa pada lahan sengketa itu. Akan tetapi ia menyangkal bahwa itu tidaklah benar adanya, karena menurut keterangan korban yang merupakan warga Pelantaran itu mereka berdua mendatangi orang yang panen secara paksaan yakni dari pihak Acen. Kemudian mereka menegur dan bicara baik-baik supaya jangan panen sawit itu.

“Kemudian pihak sebelah (red-anak buah Hok Kim alias Acen) tidak terima dan langsung membacok mereka, mereka juga melakukan perlawanan sampai akhirnya tragedi berdarah kemarin terjadi. Masa mereka sudah dua Minggu menduduki lokasi perkebunan itu,” bebernya.

BACA JUGA:   Aksi Gendam Jelang Idulfitri Mulai Bergentayangan di Sampit

Ia juga membeberkan, dari pihak masa Hok Kim alias Acen sudah melarikan diri dari lokasi saat warga datang menolong. “Warga yang mendengar ada keributan langsung datang menolong dan sudah mendapati ke dua korban bersimbah darah,” timpal Ornela Monty.

Terpisah Kapolres Kotim AKBP Sarpani, saat dikonfirmasi soal tragedi berdarah pada hari Senin 11 September 2023 itu menjelaskan bahwa untuk saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak Polda Kalteng sampai dengan keseluruhan tahap kasus itu.

“Kasus itu sudah ditangani oleh Polda Kalteng, seluruh proses tahapan kasus ini mereka yang menangani. Kami saat ini hanya melakukan pengamanan di lokasi saja, untuk menciptakan suasana keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Kapolres Kotim. (im).