Kabut Asap di Katingan Semakin Pekat, Pj Bupati Minta Nakes Siap Siaga

BITRO/BERITA SAMPIT SAMPIT - Penjabat (Pj) Bupati Katingan Syaiful saat memimpin rapat pada Senin 2 Oktober 2023.

KASONGAN — Penjabat (Pj) Bupati Katingan Syaiful menyebut bahwa dalam beberapa pekan terakhir ini kualitas udara di Kabupaten Katingan semakin tidak sehat lantaran asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Kepada seluruh tenaga kesehatan, baik yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mas Amsyar, Puskesmas maupun Pustu diminta untuk melakukan edukasi kepada masyarakat Katingan di wilayah tempat tugasnya masing-masing,” kata Syaiful pada Senin 2 Oktober 2023.

Selain itu, dia juga meminta agar memberikan imbauan, saran, penyuluhan dan petunjuk kepada masyarakat setempat tentang hidup sehat, sekaligus memberikan pelayanan prima ketika masyarakat ingin memeriksa kesehatannya ataupun ingin berobat.

BACA JUGA:   Pemkab Katingan Upayakan Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Kesejahateraan Masyarakat untuk Kemajuan Ekonomi Daerah

“Jangan sampai adanya pembiaran yang yang pada akhirnya terpuruknya kesehatan masyarakat,” kata Syaiful.

Hal itu dilakukan agar seluruh masyarakat Katingan menjadi tahu tentang bagaimana hidup sehat di tengah pekatnya kabut asap yang telah melanda wilayah Katingan.

“Kepada seluruh tenaga kesehatan (nakes) agar selalu siap dan siaga untuk melayani masyarakat ketika sakit dan datang ke RSUD, Puskesmas dan ke Pustu,” tegasnya.

BACA JUGA:   Masyarakat Keluhkan Kehabisan Pertalite di SPBU Buntut Bali, Dugaan Warga BBM Subsidi Diselewengkan

Saya berharap berilah pelayanan prima kepada seluruh masyarakat Katingan, jangan sampai sebaliknya, nakes meminta dilayani.

“Saat masyarakat datang ke RSUD, ke Puskesmas ataupun ke Pustu, berarti mereka dalam keadaan sakit, yang sudah menjadi kewajiban nakes untuk melayani mereka dengan baik,” harapnya.

Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan terkait masalah pengadaan obat-obatan agar wajib dilengkapi.

“Jangan sampai lantaran kehabisan stok obat, lalu pasien disuruh untuk menebus di apotik lain,” pungkasnya.

(Bitro)