Asap Karhutla Mulai Kepung Kota Pangkalan Bun, Jangan Menunggu Perintah, Saatnya Kalau Keluar Rumah Pake Masker

Ilustrasi Kang Maman

Oleh: Maman Wiharja (Wartawan Senior – beritasampit.com)

Musim kemarau tahun ini, entah kapan berhentinya yang jelas saat ini asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) secara diam-diam tapi pasti dan meyakinkan, sudah mulai mengepung Kota Pangkalan Bun, juga wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

Pantauan penulis, Karhutla tahun 2023 ini telah terjadi hampir di seluruh Idndonesia, termasuk wilayah Kalteng. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sudah ada 526 kejadian karhutla di Indonesia sejak 1 Januari – 5 September 2023, dan sampai sekarang jumlah kejadi semakin melonjak.

Seperti telah dilansir (DataIndonesia.id).  Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banyaknya kejadian karhutla dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Padahal, fase El Nino pada tahun ini masih dalam kategori rendah sampai moderat.

Menurut Abdul, sudah ada enam provinsi prioritas yang menetapkan status tanggap darurat penanggulangan karhutla hingga saat ini. Keenam provinsi tersebut adalah Jambi, Riau, Sumtera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

BACA JUGA:   TP PKK Kobar Bagikan Ratusan Bungkus Takjil  kepada Warga

Terkait dengan kejadian karhutla yang saat ini semakin ganas, kita semua jangan menganggap ‘sepele’ terhadap asap karhutla.

Pengamatan penulis  jangan hanya menunggu perintah Gubernur, Walikota atau Bupati, untuk menggunakan masker. Justru, disaat asap karhutla belum tebal kita semua kalau ingin sehat paru-paru, kalau  keluar rumah harus pakai masker.  Jangan sampai sepertu dulu kejadian kasus Covid-19, setelah banyak korban baru pakai masker.

Ingat asap karhutla sekarang ini (khususnya di Kabupaten Kobar) walaupun belum tebal (tapi sudah bau menyengat gambut  terbakar) jangan dianggap sepele.

Karena berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), ada 4 kandungan berbahaya dalam asap kebakaran hutan, yakni Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Ozon Permukaan (O3).

BACA JUGA:   Pembangunan Monumen Patung Prof. Dr. Birute Mary F Galdikas dan Suaminya Almarhum Bohap Mendapat Perhatian Khusus dari Pemkab Kobar

Dari ke empat kandungan tersebut, masing katagori bahayanya dapat membuat saluran napas mengecil dan membuat iritasi selaput lendir pernapasan, serta dapat membuat tenggorokan iritasi,  dapat menimbulkan sesak napas, kebingungan, dada terasa berat, pusing, koma hingga kematian.

Apalgi Nitrogen Dioksida atau NO2 dapat merusak organ yang bertugas membersihkan paru-paru, sehingga pertahanan saluran napas berkurang.

Ingat, jika terlalu banyak menghirup asap berbahaya tersebut masyarakat dapat berpotensi terkena berbagai penyakit, seperti iritasi hingga paru-paru kronik.

“Asap kebakaran hutan membawa banyak zat kimia beracun dan partikel halus yang dapat mempengaruhi pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan serius, seperti bronkitis, pneumonia, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).” (dilansir Halodoc).

Mari sekarang menggunakan “MASKER” kalau kita keluar rumah. SEMOGA***