Warga Tegaskan Tidak Ada Bom Molotov -Senjata Rakitan hingga Panen Massal

BAIM/BERITASAMPIT - Keluarga korban atas nama Gijik, saat berada di kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit.

SAMPIT – Warga yang terlibat bentrok dengan pihak aparat kepolisian di PT Hamparan Masawit Bangun Persada I (HMBP), Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, mengakui tidak ada menyiapkan bom molotov saat melakukan aksi di wilayah perusahaan tersebut.

“Kami tidak ada menyediakan bom molotov seperti apa yang disampaikan di media, apalagi ada upaya panen massal yang berujung bentrokan,” ucap pihak keluarga korban, Joda, Sabtu 7 Oktober 2023 malam.

Ditemui di kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit, kepada media beritasampit.com menguraikan pada sekitar pukul 09.10 WIB awalnya warga membangun tenda di pos II, kemudian mereka berpindah ke afdeling 10-12 menduduki lahan di luar HGU PT HMBP. Lalu sekitar pukul 10.30 WIB warga mulai membangun tenda di lokasi tersebut.

BACA JUGA:   Pengamat Sampaikan Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat di Kotim

“Saat itu situasi masih kondusif, warga masih melakukan pemasangan tenda,” singkat Joda.

Namun menurutnya, tidak berselang lama datanglah aparat kepolisian dengan senjata lengkap ke lokasi tetapi tidak langsung mendekati warga dengan posisi berlawanan arah.

“Ada upaya untuk melakukan pembubaran massa, masyarakat tidak mengindahkan peringatan itu. Tidak lama dari itu tiba-tiba ada instruksi dari salah satu aparat untuk melepaskan tembakan gas air mata sebanyak lima kali, kami sebenarnya bukan tidak mengindahkan peringatan itu. Tetapi kami ingin menduduki lahan itu seusai dengan MOU tahun 2013 dan itu adalah janji perusahaan sendiri, tapi nyatanya tidak berjalan,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, tidak berselang lama akhirnya aparat melepaskan peluru aktif ke arah kerumunan masyarakat sehingga terdapat korban dari pihak warga.

BACA JUGA:   Gempa di Tuban Terasa Hingga Kotawaringin Barat

Warga saat itu tidak ingin melakukan perlawanan dengan aparat, ia menyesalkan sikap aparat. Seharusnya mereka aparat merangkul dan mengajak warga duduk bersama mencari jalan keluarnya, tetapi mereka malah melepaskan tembakan.

“Ada dua orang korban dalam peristiwa ini, satu orang atas Gijik meninggal dunia dengan luka tembak pada bagian dada sebelah kanan. Sedangkan warga atas nama Taufik Rahman mengalami luka tembak bagian punggung tembus tulang ekor,” jelas Joda.

“Yang perlu saya tegaskan disini seperti yang tersiar di kabar berita, tidak ada bom molotov, tidak ada panen massal dan tidak ada senjata rakitan,” bebernya.

(im)