Polda Kalteng Diminta Bersikap Hingga Desak Pihak yang Duduki Lahan Sengketa di Desa Pelantaran untuk Tinggalkan Lokasi

IST/BERITASAMPIT - Koordinator Lapangan Satgas Batamad Kalteng Elson IP SH.

SAMPIT – Koordinator Lapangan Satgas Batamad Kalimantan Tengah, Elson IP SH mendesak agar Polda Kalimantan Tengah turun tangan menyikapi kehadiran sejumlah orang yang dikhawatirkan mengundang gejolak di lokasi lahan sengketa antara Hok Kim alias Acen dengan Alpin Laurence Cs.

Bahkan kata dia mereka sudah bersurat kepada Kapolda Kalteng terkait situasi di wilayah perkebunan yang sedang bersengketa di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.

“Kami tidak melihat permasalahan antara Acen dan Alpin karena masalah kepemilikan ada pada hukum positif, akan tetapi kami dari adat tidak ingin ada gejolak di Kotim maupun di Kalteng ini terhadap pendatang yang mengatasnamakan suku,” katanya.

Menurutnya hal semacam itu harus dihindari, karena ini bukan masalah konflik suku tapi konflik kepentingan pribadi.

BACA JUGA:   PPLIPI Kotim Berbagi Takjil di Nur Mentaya Sampit

“Hanya kebetulan saja pelaksanaannya di lapangan melibatkan dari salah satu suku,” tegasnya.

Saat ini kata dia mereka melihat sikap Polda, jika Polda tidak bersikap dalam satu hingga dua hari ini, sebagai lembaga adat dengan mengedepankan kearifan lokal mereka akan ambil sikap secara adat dan bukan secara premanisme.

“Kita akan ambil sikap sebagaimana Undang-Undang adat, makanya lembaga adat bisa ambil sikap, jangan bawa masalah ini ke ranah suku,” tegasnya.

Ia juga menyebut tidak ada premanisme di Kalimantan Tengah, kearifan lokal harus dikedepankan. Karena Kalteng harus dikuasai orang Dayak.

Ia juga mengatakan kepada Polda bahwa lembaga adat juga punya kewenangan, dan ditegaskan tidak ada unsur Sara atas masalah ini.

BACA JUGA:   Begal Bersajam Ternyata Residivis, Ini Sederet Kasusnya

“Kapan lagi kita jaga marwah kita, mau jadi apa jika kita biarkan, maka dari itu kami minta mereka yang ada di lokasi untuk meninggalkan tempat tersebut,” tegasnya.

Ia juga mengatakan masalah ini sudah berproses hingga ke Mahkamah Agung, yang membuat kecewa ada oknum berinisial Sg yang memobilisasi orang dari luar Kalimantan Tengah untuk menguasai lokasi itu. Dari itu secara tegas dengan segera meninggalkan lokasi itu.

Sebelumnya konflik lahan antara Acen dan Alpin sudah merenggut korban jiwa, di mana salah satu orang yang merupakan suruhan Alpin tewas setelah saling berhadapan dengan kelompok Acen hingga membuat tiga orang Acen terluka dan masuk penjara atas kasus itu.

(naco)