Desember 2019, Kalimantan Tengah Alami Inflasi 0,66%

Foto Ilustrasi/Net

PALANGKA RAYA-Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah merilis, dari 82 kota pantauan indek harga konsumen (IHK) nasional, 72 mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Batam (1,28 persen) dan deflasi tertinggi di Manado (1,88 persen). “Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-18 dan ke-11 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional,” mengutip, kalteng.bps.go.id, Selasa (2/1/2020).

Menurut BPS Kalimantan Tengah, inflasi di Palangka Raya (0,63 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (2,43 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65 persen), dan bahan makanan (0,38 persen).

BACA JUGA:   Panggung Seni Budaya, Wujud Nyata Pertahankan Kelestarian Budaya Ditengah Masyarakat

“Inflasi di Sampit (0,70 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,78 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,43 persen), dan sandang (0,24 persen),” jelasnya.

Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi (0,66 persen), diikuti oleh laju inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,45 persen) yang cukup rendah.

BACA JUGA:   Kepala Bappeda Litbang Kalteng Hadiri Musrenbang RKPD Pulang Pisau

“Komponen harga diatur pemerintah (administered prices) menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Palangka Raya (0,54 persen) maupun Sampit (0,71 persen),” katanya.

(gra/beritasampit.co.id)