Catatan Dari Perjalanan Ibadah ke Tanah Suci (3). Di Tempat Adam dan Hawa Bertemu, Dijual Banyak Jenis Kacang

BELANJA - Sejumlah Jamaah Umrah asal Indonesia yang sedang berbelanja

Laporan: Maman Wiharja (Mekah)

SETELAH melaksanakan Tawaf dan Sa’i, Selasa (14/1/2020) rombongan Umroh dari Al-Safwah Hotel Tower Clock, Pukul 07.30 pagi, oleh pemandu diajak naik Bus untuk menuju sejumlah tempat sejarah para Nabi di Wilayah Mekah.

Pantauan penulis selama dalam perjalanan, saat mata memandang kiri kanan dari jalan nampak bukit batu terjal. “Ibu ibu dan bapa bapa, pohon pohon yang tumbuh subur dan sebagian ada rumput rumput hijau ini, tumbuhnya sejak tahun 2008, tahun sebelumnya tandus,” kata Ustadz H Mukid Faturachman pemandu Umroh, setelah melantunkan syair do’a yang diiringi oleh rombongan.

Bus yang tadinya melaju kencang di jalan aspal yang halus, saat akan melewati bukit bersejarah , dan lokasi padang Arafah laju bus lebih pelan dan diiringi pemandu yang menceritakan secara detil tempat tempat sejarah.

BACA JUGA:   Menjelang Lonjakan Mudik Lebaran 2024, PT. Dharma Lautan Utama Kumai Siapkan 4 Armada Kapal

“Nah itu bukit Jabal Nur yang paling tinggi didalamnya ada gua bernama Gua Hira, pertama Nabi Muhammad menerima wahyu. Kalau mau naik keatas bukit silahkan tapi cukup jauh dan terjal memerlukan tenaga dan kondisi tubuh yang prima,” kata H Mukid Faturachman.

Karena rombongan banyak yang usia 50 tahun keatas, cukup menikmati dengan tatapan mata, sambil merenung dalam hati. “Subehanallah, inilah sejarah Nabi yang sering diceritakan Guru Ngaji waktu kecil, dan ternyata benar adanya,” pikir saya dalam hati.

BACA JUGA:   Aktif Sebagai Bhabinkamtibmas dan Pengurus Masjid, Kapolda Kalteng Beri Kejutan Berangkatkan Umroh Kepada Aiptu Hartono

Saat rombongan tiba di bawah Bukit Jabal Rahmah, tempat Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa, ada sedikit pemandangan unik yakni melihat satu pedagang kaki lima yang berjualan pakai mobil, menjajakan berbagai macam makanan kering biji-bijian, dan kacang tanah.

Dan uniknya lagi berbagai jenis biji bijian dan kacang yang sudah matang dan renyah dimakan bukan dengan cara digoreng misal pakai minyak sawit, tapi dengan cara disangrai pakai alat khusus.

Harganya semua jenis biji-bijian yang dijualnya berkisar 8 real sampai 10 real per ons-nya, seperti kacang tanah 8 real atau Rp 32.000/ons-nya. (*)