Pemkab Kotim Persiapkan Ekspor CPO Langsung dari Sampit

Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor.//Ist-Antara/Norjani;

SAMPIT – Potensi perkebunan sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) cukup besar, bahkan disebut sebagai daerah dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia untuk kategori kabupaten.

Namun selama ini CPO hasil perkebunan kelapa sawit di Kotim tidak langsung diekspor, tapi dikirim ke Dumai maupun Batam untuk ditampung, kemudian baru diekspor ke luar negeri.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim, berupaya meningkatkan sektor kepelabuhanan, bahkan berambisi bisa mengekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) langsung dari Sampit.

“Selama ini kalau mau mengekspor harus dikirim dulu ke Dumai atau Batam. Kita berharap nanti bisa mengekspor CPO langsung dari Sampit. Tidak perlu dikirim melalui daerah lain,” kata Bupati Kotim, Halikinnor, Sabtu 5 Juni 2021. Dikutip dari Antara.

Untuk dapat mengekspor CPO langsung dari Sampit, persiapan harus dilakukan, mulai dari sarana dan prasarana di pelabuhan, penyediaan bulking terminal facility atau tangki timbun dan keperluan lainnya.

BACA JUGA:   Aksi Curanmor Digagalkan Warga, Pelaku Dapat Bogem Mentah

Pemerintah daerah setempat juga menggagas program tol sungai. Sasaran utama program ini adalah mengeruk alur Sungai Mentaya untuk kelancaran lalu lintas kapal yang masuk ke Sampit, agar bisa dilalui 24 jam. Sebab selama ini alur Sungai Mentaya hanya bisa dilalui kapal barang dan penumpang dari luar Pulau Kalimantan berkisar tujuh hingga delapan jam. Alur sungai hanya bisa dilewati kapal-kapal besar, itu pun saat sungai dalam kondisi pasang.

BACA JUGA:   ODOJ Kalteng Berbagi Kebahagiaan untuk 210 Guru Ngaji di Kotim

Persiapan lainnya, yaitu rencana membangun tangki timbun CPO dengan menggandeng investor. Tangki timbun ini nantinya akan menjadi tempat penampungan CPO yang akan diekspor langsung dari Sampit.

Halikinnor mengakui perlu perjuangan keras untuk mewujudkan ambisi tersebut. Namun dia optimistis keinginan itu bisa diwujudkan dengan dukungan semua pihak.

“Kami diminta menyiapkan lahan 100 hektare untuk membangun tangki timbun. Kalau itu terealisasi, maka kita tidak perlu dikirim ke Dumai atau Batam dulu sebelum diekspor. CPO paling banyak berasal dari Kotim,” tegas Halikinnor.

(BS-65/beritasampit.co.id)